PM Israel Pertimbangkan Gencatan Senjata Skala Kecil di Gaza

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bakal mempertimbangkan gencatan senjata skala kecil dalam serangannya ke Gaza, untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan dan agar Hamas membebaskan para tawanan.
“Kemungkinan jeda kemanusiaan kecil, seperti satu jam di sini dan satu jam di Gaza, saya kira bisa untuk memasukkan bantuan kemanusiaan atau pembebasan sandera warga Isarel. Tetapi menurut saya, tidak akan ada gencatan senjata skala besar atau total,” kata Netanyahu, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (7/11/2023).
Satu bulan sudah Gaza digempur oleh Israel. Per hari ini, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut bahwa 10.165 orang telah tewas di Jalur Gaza. Sebanyak 27 ribu orang juga dilaporkan terluka. Korban tewas dan terluka ini pun tidak hanya ada di Jalur Gaza, melainkan termasuk di Tepi Barat.
1. Rumah Netanyahu digeruduk massa
Sebelumnya, rumah Netanyahu yang ada di Yerusalem, sempat digeruduk massa karena pemerintahan Netanyahu dianggap tidak sigap menghadapi serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dengan membawa bendera Israel, para pengunjuk rasa berteriak meminta agar Netanyahu segera dijebloskan ke penjara. Demo di depan rumah Netanyahu ini pecah pada 4 November kemarin.
Demo tersebut juga bertepatan dengan perilisan jajak pendapat yang menunjukkan tiga perempat warga Israel meminta Netanyahu untuk mundur.
2. Meminta serangan ke Gaza dihentikan dan bebaskan sandera dari Hamas

Protes lainnya juga terjadi di beberapa kota di Israel yang meminta agar pemerintahan Netanyahu menyetop serangan ke Gaza. Protes ini juga meminta agar Israel bisa menekan Hamas untuk membebaskan 240 warga Israel yang disandera.
Sampai saat ini, Netanyahu memang belum mengakui bahwa dirinya bertanggung jawab atas kegagalan Israel menahan serangan Hamas sebulan yang lalu.
“Bebaskan para sandera bagaimana pun caranya. Mereka harus pulang sekarang!” teriak para warga.
3. Warga Israel tuding Netanyahu bersalah atas serangan Hamas

Sementara itu, jajak pendapat menunjukkan bahwa Netanyahu adalah sosok yang bertanggung jawab atas serangan Hamas yang menewaskan 1.400 orang.
Sekitar 44 persen responden menyatakan bahwa Netanyahu bersalah atas serangan itu dan 33 persen responden menyatakan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang bersalah dan 5 persen sisanya menyalahkan menteri pertahanan. Jajak pendapat ini dirilis oleh stasiun televisi Channel 13.