Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Italia Mundur, Presiden Bubarkan Parlemen

Perdana Menteri Italia, Mario Draghi. (instagram.com/Palazzo Chigi)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Italia, Mario Draghi mundur dari jabatannya. Usai pengunduran dirinya, Presiden Italia, Sergio Mattarella membubarkan parlemen.

Dikutip dari DW, Sabtu (23/7/2022), pembubaran parlemen ini disebut Mattarella sebagai jalan untuk pemilihan umum.

“Pembubaran parlemen selalu menjadi pilihan terakhir,” kata Mattarella.

1. Mundur karena gagal mempertahankan koalisi

Sergio Mattarella kembali terpilih sebagai Presiden Italia untuk kedua kalinya pada Sabtu, 29 Januari 2022, waktu setempat. (Twitter.com/Quirinale)

Pada Kamis 21 Juli 2022, Draghi mengajukan pengunduran diri ke Mattarella dengan alasan aggal mempertahankan koalisi luas, meski dirinya memenangkan mosi tidak percaya. Sesuai dengan Undang-Undang Italia, pemilu harus digelar dalam waktu 70 hari sejak dibubarkannya parlemen.

“Tidak memungkinkan adanya jeda dalam tindakan yang diperlukan untuk melawan krisis ekonomi dan sosial, serta meningkatnya inflasi,” ujar Mattarella dalam pidatonya.

2. Pemilu Italia digelar 25 September 2022

Pemerintah Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, sebelumnya berjanji mengeluarkan kapal pesiar dari Venesia pada akhir Maret 2021 lalu. (Instagram.com/mariodraghi_presidente)

Sementara itu, pemilu Italia ditetapkan akan digelar pada 25 September mendatang. Mattarella juga meminta agar Draghi tetap menjabat untuk sementara waktu.

Pengunduran dirinya didasar oleh Gerakan Bintang 5, yang populis, menolak mendukungnya dalam mosi tidak percaya. Sempat menolak pengunduran dirinya, Mattarella meminta Draghi untuk membentuk pemerintah persatuan. Sayang, hal ini juga ditolak oleh sejumlah partai populis kanan.

“Mayoritas persatuan nasional di pemerintahan ini sudah tidak ada lagi,” ujar Draghi.

3. Gerakan Bintang 5 tidak mendukungnya

Perdana Menteri Italia, Mario Draghi. (Instagram.com/mariodraghi_presidente)

Dalam pidatonya di Senat, Draghi mengajukan permohonan untuk persatuan dan membeberkan sejumlah masalah yang dihadapi Italia. Namun, Gerakan Bintang 5, sekali lagi, tidak mendukungnya.

Selain itu, partai koalisi Forza Italia dan partai-partai populis kanan juga menghindari pemungutan suara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us