Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Kanada: Setiap Warga China Harus Diizinkan Mengikuti Demonstrasi

Presiden Jokowi bertemu Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di sela acara KTT G7 (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, pada Selasa (29/11/2022), mengatakan bahwa setiap orang di China harus diizinkan untuk berdemonstrasi. Trudeau juga mengaku bahwa negaranya mengamati dengan cermat protes warga China yang menentang kebijakan nol COVID-19.

Sebagai informasi, warga China kini mulai jengah dengan kebijakan nol COVID-19 dan lockdown ketat sudah memasuki tahun ketiga. Gelombang protes mulai bermunculan di beberapa kota, tapi ditindak dengan keras oleh aparat.

“Orang Kanada mengawasi dengan sangat cermat. Setiap orang di China harus diizinkan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, harus diizinkan untuk berbagi perspektif dan bahkan memprotes,” kata Trudeau, dilansir Reuters.

1. Kanada mendukung warga China yang melakukan protes

Justin Trudeau, PM Kanada (instagram.com/justinpjtrudeau)

Trudeau menegaskan bahwa Kanada merupakan negara yang mendukung penegakan hak asasi manusia.

“Kami akan terus memastikan bahwa China mengetahui bahwa kami membela hak asasi manusia, kami akan mendukung orang-orang yang mengekspresikan diri mereka sendiri,” katanya.

Polisi China dikerahkan di Beijing dan Shanghai pada Selasa untuk mencegah lebih banyak protes. Isu yang disuarakan bermula dari penentangan terhadap kebijakan nol COVID-19, bergulir menjadi isu ekonomi, hingga seruan menuntut Presiden Xi Jinping mundur dari jabatannya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa hak dan kebebasan harus dilaksanakan dalam kerangka hukum.

2. Demo juga terjadi di kantor perwakilan China di luar negeri

Presiden China, Xi Jinping dan Ibu Negara China, Peng Liyuan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (14/11/2022). (dok. Media Center G20)

Demonstrasi juga berlangsung di luar konsulat Tiongkok di Toronto pada Selasa, di mana sekitar 40 orang berkumpul dengan membawa spanduk, bendera, dan pengeras suara, meneriakkan “Bebaskan Tibet! Cina merdeka! Bebaskan Hong Kong!” dan “Xi Jinping! Mengundurkan diri!"

Beberapa orang juga mengangkat lembaran kertas putih kosong, yang telah menjadi simbol pembangkangan di China dan taktik yang digunakan sebagian untuk menghindari penyensoran atau penangkapan.

Hugh Yu, yang mengaku berpartisipasi dalam protes Lapangan Tiananmen 1989 dan sekarang tinggal di Kanada, membantu mengorganisir protes di Toronto. Dia meminta warga dan pemerintah Kanada untuk berbicara menentang tindakan China.

“Banyak orang tidak ingin mati dalam diam. Saya tidak ingin berdiri di sini dan berbicara dengan kalian. Tapi saya tidak punya pilihan," katanya.

3. Inggris juga minta China hormati perbedaan pendapat

ilustrasi Ilmu Komunikasi (IDN TImes/Arief Rahmat)

Dilansir Al Jazeera, selain Kanada, Inggris juga menyerukan kepada otoritas China agar tidak menindak para demonstran secara represif. Seruan itu disampaikan setelah jurnalis BBC ditahan dan dipukuli oleh polisi karena meliput protes di Shanghai.

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, menyebut insiden yang menimpa jurnalis Ed Lawrence sebagai sesuatu yang mengganggu.

“Kebebasan media dan kebebasan untuk memprotes harus dihormati. Tidak ada negara yang dikecualikan. Jurnalis harus bisa melakukan pekerjaannya tanpa intimidasi,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us