Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Swedia Minta Pasukan Militer Tangani Kerusuhan akibat Geng

bendera Swedia (pixabay.com/Unif)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Swedia mengumumkan dirinya akan mengadakan pembicaraan dengan panglima militer Swedia dan ketua kepolisian untuk membahas langkah untuk membendung kekerasan geng. Hal tersebut tidak lepas dari gelombang serangan yang telah menewaskan sedikitnya 11 orang sepanjang bulan September 2023 di Swedia.

PM Ulf Kristersson ingin angkatan bersenjata dapat membantu polisi dalam pekerjaan mereka melawan geng kriminal. Keterlibatan angkatan bersenjata dianggap mampu meredam ancaman geng kriminal di Swedia. 

1. Geng di Swedia telah melakukan serangan penembakan dan bom

Ilustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada September 2023, geng-geng di Swedia mulai berani melakukan teror serius. “Swedia belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,” kata Kristersson pada Kamis (28/9/2023) dalam pidato nasional, dilansir Al Jazeera. 

“Tidak ada negara lain di Eropa yang mengalami hal seperti ini,” tambahnya. Dua orang tewas dalam penembakan terpisah di Stockholm pada Rabu (27/9/2023).

Selain itu, seorang wanita berusia 20-an tewas ketika sebuah bom menghancurkan sebuah rumah di Uppsala pada Kamis (28/9/2023). “Ini adalah masa yang sulit bagi Swedia,” kata Kristersson dalam pidatonya.

2. Keterlibatan militer di ranah sipil Swedia merupakan suatu hal yang baru

ilustrasi tentara (pixabay.com/WikiImages)

PM Swedia sendiri bertekad untuk memberantas geng-geng tersebut. “Kami akan memburu geng-geng tersebut, kami akan mengalahkan geng-geng tersebut,” ujarnya.

Belum jelas sejauh mana kapasitas militer untuk terlibat dalam mengatasi masalah geng di Swedia. Melibatkan militer dalam pemberantasan kejahatan akan menjadi langkah yang sangat tidak biasa bagi Swedia. 

Kepolisian Swedia memperkirakan sekitar 30.000 orang di Swedia terlibat langsung atau memiliki hubungan dengan kejahatan geng. Kekerasan juga telah menyebar dari daerah perkotaan besar ke kota-kota kecil. 

“Konflik kriminal di Swedia merupakan ancaman serius terhadap keselamatan dan keamanan negara,” kata Komisaris Polisi Nasional Anders Thornberg dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.

3. Kekerasan diduga berasal dari konflik perebutan kekuasaan antarfaksi geng

Lebih dari 60 orang tewas dalam penembakan tahun lalu di Swedia. Angka ini merupakan tertinggi yang pernah tercatat di Swedia.

Media Swedia mengaitkan peningkatan kekerasan terbaru ini dengan perseteruan antara faksi-faksi yang bersaing dalam geng kriminal yang dikenal sebagai jaringan Foxtrot. PM Kristersson sendiri menyalahkan kebijakan migrasi yang tidak bertanggung jawab di bawah pemerintahan sebelumnya.

Swedia sudah lama menerapkan kebijakan imigrasinya yang terbuka dan menyambut ratusan ribu pencari suaka dari Timur Tengah dan Afrika. Namun, sejak meningkatkan angka kriminal di sana, Swedia membatasi tingkat migrasi dengan alasan meningkatnya tingkat kejahatan dan masalah sosial lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us