Polisi Bolivia dan Pendukung Evo Morales Terlibat Bentrokan Hebat

Jakarta, IDN Times - Ratusan pendukung Evo Morales di Cochabamba, Bolivia, pada Sabtu (26/10/2024), terlibat bentrokan dengan polisi setempat setelah memblokir jalan selama hampir 2 pekan. Bentrokan terjadi setelah polisi berusaha membubarkan massa dan membuka blokade jalan.
Beberapa bulan terakhir, situasi di Bolivia terus memanas imbas rencana Evo Morales untuk mencalonkan kembali pada pilpres 2025. Situasi kian panas saat Kejaksaan Bolivia memasukkan Morales dalam daftar buronan usai dituding terlibat dalam pelecehan seksual anak di bawah umur.
1. Polisi menangkap 44 demonstran pendukung Evo Morales

Polisi Bolivia mengatakan, bentrokan antara petugas dan warga ini terjadi sejak Jumat (25/10/2024). Bentrokan ini disebut mengakibatkan setidaknya 14 petugas mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Melansir dari Mercopress, sebanyak 44 demonstran pendukung Morales sudah ditahan karena menghalangi proses pembukaan jalan. Mereka juga sudah dituntut atas tuduhan rencana pembunuhan dan terorisme di Bolivia.
Menteri Dalam Negeri Bolivia, Eduardo del Castillo, mengatakan bahwa operasi ini dijuluki Recovering the Homeland yang bertujuan membuka blokade jalan di Cochabamba. Area di Bolivia bagian tengah yang menjadi jalur transit dari La Paz menuju ke Santa Cruz de la Sierra.
"Demonstran menggunakan kekerasan dalam menghalangi polisi membuka blokade. Bahkan, seorang polisi kehilangan kakinya karena terkena dinamit yang dipasang demonstran. Mereka juga mempersenjatai diri dengan senjata api dan bom molotov," ungkapnya.
2. Morales sebut protes sebagai pemberontakan warga pribumi

Menanggapi bentrokan ini, Morales menyebut blokade sebagai bentuk pemberontakan warga pribumi terhadap situasi ekonomi di Bolivia saat ini.
"Blokade dan protes ini dilakukan di beberapa jalan utama di Bolivia sebagai wujud protes dari warga pribumi. Mereka bersama pergerakan sosial lainnya berusaha mempertahankan tanahnya dari krisis institusional dan permasalahan ekonomi yang serius," terang Morales.
Ia menyebut aksi ini warga pribumi Bolivia akan terus melanjutkan perjuangan dalam melawan kejahatan, seperti yang sudah dilakukan untuk meraih kemerdekaan, mengembalikan demokrasi, dan mempertahankan demokrasi dan revolusi budaya.
Di sisi lain, Ombudsman Bolivia menyerukan kedua belah pihak untuk mencari solusi dan mengadakan dialog publik transparan.
3. Blokade jalan sebabkan kerugian besar bagi ekonomi Bolivia
Blokade jalan utama di Cochabamba selaam 12 hari terakhir ini telah mengakibatkan setidaknya 32 rumah sakit, panti jompo, area permukiman di empat departemen di seluruh Bolivia terdampak kelangkaan bahan pangan.
"Kami sudah mengadakan verifikasi ombudsman di 32 area permukiman, rumah sakit, panti jompo, panti asuhan di empat departemen paling terdampak pemblokiran. Hasilnya benar-benar mengkhawatirkan," terang pejabat setempat.
Sementara itu, Kepala Institut Perdagangan Luar Negeri Bolivia, Gary Rodriguez, mengatakan bahwa blokade pendukung Morales ini telah mengakibatkan kerugian ekonomi di Bolivia sebesar 500 juta dolar AS (Rp7,8 triliun).
"Setiap pemblokiran jalan utama, apapun alasannya dan siapapun yang melakukannya, maka bisa dianggap sebagai upaya pemblokiran pembangunan di negara kita," terang Rodriguez, dikutip EFE.