Populasi Gaza Turun 6 Persen Sejak Perang

Jakarta, IDN Times - Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS), pada Selasa (31/12/2024), menyatakan bahwa populasi di Jalur Gaza turun sebanyak 6 persen sejak Israel menyerang daerah tersebut. Mereka melaporkan lebih dari 55 ribu orang meninggal dunia.
PCBS menjelaskan bahwa Israel telah melancarkan agresi brutal yang menargetkan semua jenis kehidupan, baik itu manusia, bangunan atau infrastruktur vital. Terjadi kerugian manusia dan material yang sangat besar.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan data tersebut dibuat-buat, dibesar-besarkan, dan dimanipulasi untuk menjelekkan negaranya.
1. Sekitar 47 persen warga Gaza saat ini berusia di bawah 18 tahun

Serangan Israel ke Gaza telah berlangsung selama hampir 15 bulan. Selama serangan itu, lebih dari separuh korban tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Dilansir CBC, PCBS juga mengatakan bahwa sejak dimulainya perang, sekitar 11 ribu orang lainnya hilang dan sekitar 100 ribu warga meninggalkan Gaza.
Dengan catatan tersebut, PCBS menjelaskan bahwa populasi Gaza telah menurun sekitar 160 ribu jiwa. Dengan populasi sebelum perang 2,3 jiwa, saat ini menjadi 2,1 jiwa. Lebih dari 1 juta jiwa atau 47 persennya berusia di bawah 18 tahun.
2. Sebanyak 3.500 anak berisiko meninggal karena kekurangan gizi dan makanan
PCBS turut mengatakan bahwa sekitar 22 persen penduduk Gaza saat ini menghadapi tingkat kerawanan akut yang sangat parah. Dari jumlah itu, sekitar 3.500 anak berisiko meninggal karena kekurangan gizi dan makananan.
Dilansir Al jazeera, sekitar 60 ribu perempuan hamil juga menghadapi risiko kesehatan. Ini karena sektor perawatan medis yang dihancurkan Israel yang membuat kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan.
Bayi-bayi kerap lahir dalam keadaan yang sulit. Para keluarga tidak mampu menyediakan dukungan memadai seperti perawatan kesehatan dasar. Beberapa bayi telah dilaporkan meninggal dalam beberapa hari terakhir karena kurangnya akses ke fasilitas kesehatan dan suhu cuaca yang mulai turun.
3. Serangan udara pertama Israel di 2025 tewaskan 15 orang di Gaza

Israel terus melakukan penyerangan terhadap Gaza termasuk rumah sakit. Bahkan menurut PBB, layanan kesehatan di wilayah kantong tersebut hampir hancur total.
Dilansir AFP, Israel terus melanjutkan serangannya pada Tahun Baru 2025, membombardir wilayah utara Gaza dan menewaskan sedikitnya 15 orang.
"Dunia menyambut Tahun Baru dengan perayaan dan pesta, sementara kami menyaksikan tahun 2025 dimulai dengan pembantaian Israel pertama di kota Jabalia tepat setelah tengah malam," kata juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bssal.
Serangan udara Israel itu menghantam rumah tinggal dan tempat para pengungsi. Selain menewaskan 15 orang, serangan juga membuat lebih dari 20 orang terluka.
"Itu adalah pembantaian, dengan potongan tubuh anak-anak dan wanita berserakan di mana-mana. Mereka sedang tidur ketika rumah itu dibom," kata Abu Warda, salah satu kerabat korban.