Presiden Sementara Myanmar Myint Swe Wafat di Usia 74 Tahun

- Myint Swe meninggal dunia pada usia 74 tahun karena komplikasi penyakit neurodegeneratif dan gangguan neurologis lainnya.
- Ia sempat jalani perawatan di Singapura sejak April 2024 dan diangkat sebagai presiden sementara setelah kudeta militer pada Februari 2021.
- Myanmar masih dilanda konflik antara pasukan junta dan kelompok bersenjata etnis, serta mendapat kritik internasional terkait pemilu nasional yang dianggap hanya akan menjadi ajang legitimasi kekuasaan junta.
Jakarta, IDN Times – Presiden sementara Myanmar Myint Swe meninggal dunia pada Kamis (7/8/2025) pagi waktu setempat, dalam usia 74 tahun. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh pemerintah junta militer Myanmar.
Junta menyebut, Myint Swe wafat karena komplikasi penyakit neurodegeneratif dan gangguan neurologis lainnya. Melansir BBC, Myint Swe menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit di ibu kota Nay Pyi Taw pada pukul 08.28 pagi.
1. Sempat jalani perawatan di Singapura
Menurut pernyataan junta, gejala awal penurunan kesehatan Myint Swe mulai terlihat sejak awal 2023. Ia mengalami penurunan gerak tubuh, kesulitan makan, dan gejala lain yang mengarah pada penyakit neurologis.
Pada April 2024, ia sempat menerima perawatan medis di Singapura dan kemudian secara resmi menjalani cuti medis mulai Juli 2024. Sejak saat itu, pemimpin junta Min Aung Hlaing mengambil alih sebagian besar tugas seremonial kepresidenan.
Surat kabar pemerintah Global New Light of Myanmar pada Rabu lalu juga melaporkan bahwa kondisi Myint Swe memburuk pada Juli, termasuk demam, hilang nafsu makan, dan penurunan fungsi kognitif.
2. Diangkat sebagai presiden pasca-kudeta 2021

Myint Swe menjabat sebagai presiden sementara setelah kudeta militer pada Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi. Sebagai kepala negara simbolis, ia berperan menandatangani dan mengesahkan sejumlah perpanjangan status darurat yang diberlakukan oleh junta.
Meski jabatannya sebagian besar bersifat seremonial, pengangkatan Myint Swe menjadi bagian dari upaya militer untuk memberikan kesan legalitas terhadap pemerintahan mereka. Junta menyatakan akan menggelar pemakaman kenegaraan baginya.
3. Myanmar masih dilanda konflik dan kritik internasional

Myanmar berada dalam kondisi krisis sejak kudeta 2021. Konflik sipil antara pasukan junta dan kelompok-kelompok bersenjata etnis terus berkecamuk, menyebabkan ribuan korban jiwa dan jutaan warga mengungsi.
Pada Maret 2025, Min Aung Hlaing mengumumkan, pemilu nasional akan digelar pada Desember 2025 atau Januari 2026. Namun, banyak pengamat menilai pemilu tersebut hanya akan menjadi ajang legitimasi kekuasaan junta melalui partai-partai politik boneka.
Pekan lalu, junta mengumumkan berakhirnya status darurat nasional dan membentuk pemerintahan interim sebagai langkah menuju pemilu. Namun begitu, Min Aung Hlaing tetap memegang kendali penuh sebagai kepala militer dan penjabat presiden.