Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puluhan Ribu Wanita Australia Protes Soal Pelecehan Seksual

Protes besar-besaran puluhan ribu wanita menentang adanya kasus pelecehan seksual di Australia pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. (Twitter.com/CloverMoore)
Protes besar-besaran puluhan ribu wanita menentang adanya kasus pelecehan seksual di Australia pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. (Twitter.com/CloverMoore)

Canberra, IDN Times - Sebanyak puluhan ribu wanita di Australia menggelar pawai protes besar-besaran menentang adanya kasus pelecehan seksual yang terjadi di negaranya pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. Gerakan tersebut dilakukan di seluruh Australia. Bagaimana situasi di sana saat ini?

1. Gerakan pawai protes tersebut dikenal dengan gerakan March4Justice

Dilansir dari The Guardian, gerakan pawai yang dikenal dengan gerakan March4Justice ini dilakukan di 40 kota besar dan kecil di Australia, termasuk ibukota Australia, Canberra, serta kota-kota besar lainnya seperti Sydney dan Melbourne. Penyelenggaran memperkirakan ini akan menjadi pemberontakan wanita terbesar yang pernah ada di Australia. Sebagian besar demonstran membawa plakat dan mengenakan pakaian hitam sebagai bentuk protes.

Di Melbourne, para demonstran membawa spanduk berukuran panjang yang mencantumkan nama-nama wanita yang terbunuh akibat tindakan kekerasan seksual dalam beberapa dekade terakhir. Penyelenggara rapat umum di Canberra berencana untuk mengajukan petisi dengan lebih dari 90 ribu tanda tangan yang menyerukan pertanggungjawaban yang lebih besar atas pelaku seksis di parlemen. Mereka juga meminta Jaksa Agung Australia, Christian Porter, untuk mundur dari jabatannya dan pihak kepolisian sendiri telah menutup kasus mereka terhadap Porter, akan tetapi yang lain telah mengajukan penyelidikan terpisah atas tuduhan terhadapnya.

Para demonstran juga menyerukan peningkatan signifikan dalam pendanaan publik untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual. Tak sampai di situ, mereka juga menyerukan para pejabat yang terlibat segera dicopot dan meminta Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, berhenti menggunakan bahasa yang dianggap meremehkan kasus pemerkosaan serta mengakui rasa sakit yang disebabkan oleh misogini dan serangan seksual.

2. Morrison sampai saat ini memilih menolak bertemu dengan para demonstran

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Instagram.com/scottmorrisonmp)
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Instagram.com/scottmorrisonmp)

Morrison sampai saat ini memilih menolak untuk bertemu dengan para demonstran meski ada desakan untuk menemuinya. Namun, pada hari Minggu, 14 Maret 2021, waktu setempat, Morrison justru mengundang delegasi untuk bertemu dengannya di Gedung Parlemen Australia.

Akan tetapi, ini ditolak oleh penyelenggara yang mengatakan Perdana Menteri Australia bersama para menteri untuk wanita, harus menghadiri rapat umum dan menyampaikan keprihatinan mereka. Sebagian besar anggota parlemen pemerintah memilih menolak untuk bergabung dengan para demonstran, akan tetapi oposisi dari partai Buruh serta beberapa anggota parlemen lainnya bergabung dengan kerumuman di Canberra, Australia.

3. Awal mula penyebab terjadinya protes besar-besaran ini

Protes besar-besaran puluhan ribu wanita menentang adanya kasus pelecehan seksual di Australia pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. (Twitter.com/MonishaC_Isw)
Protes besar-besaran puluhan ribu wanita menentang adanya kasus pelecehan seksual di Australia pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. (Twitter.com/MonishaC_Isw)

Para demonstran merasa tanggapan pemerintah Australia terhadap tuduhan pelecehan seksual yang diajukan di parlemen Australia dalam sebulan terakhir tidak memadai. Kasus-kasus tersebut juga menyoroti bagaimana kekerasan dan pelecehan seksual ditangani secara lebih luas di semua bidang masyarakat Australia. Mantan penasihat politik setempat, Brittany Higgins, pertama kali berbicara pada tanggal 15 Februari 2021 lalu tentang adanya dugaan pemerkosaan oleh seorang kolega dan hal ini telah memicu beberapa wanita lain untuk mengungkapkan pengakuan mereka, termasuk di sistem sekolah Australia, tempat kerja, dan area lainnya.

Banyak dari mereka yang meminta untuk menyelidiki tuduhan historis terhadap Porter dan pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat, Porter akan menuntut media televisi setempat, Australian Broadcasting Corporation, atas tuduhan pencemaran nama baik. Para demonstran juga ingin menggelar penyelidikan independen atas kasus Porter serta dugaan pelecehan seksual lainnya dalam politik Australia. Para kritikus juga mengatakan pemerintah Australia terlalu lamban dan tidak efektif dalam menanggap tuduhan seksisme dan misogini yang lebih luas dalam budaya parlementer, masalah yang menurut mereka ke semua lini partai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us