Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Mau Dialog dengan Ukraina, Syaratnya Zelenskyy Datang ke Moskow

Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan (08/11). (instagram.com/russian_kremlin)
Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan (08/11). (instagram.com/russian_kremlin)
Intinya sih...
  • Trump disebut aktif dorong diplomasi dengan dukungan global
  • Rusia tetap pertahankan syarat aneksasi wilayah
  • Sekutu Barat tambah dukungan untuk Ukraina
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan siap membuka jalur dialog dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung tiga setengah tahun. Namun, ia menegaskan Moskow akan menggunakan kekuatan militer bila upaya diplomasi kembali buntu.

Pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers di Beijing, Rabu (3/9/2025). Putin mengaku ide pertemuan itu datang setelah adanya dorongan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

“Donald [Trump] bertanya kepada saya apakah saya bisa mengatur pertemuan seperti itu. Saya menjawab ya, itu mungkin. Pada akhirnya, jika Zelensky siap, biarkan dia datang ke Moskow—maka pertemuan akan berlangsung,” katanya, dikutip dari Anadolu Agency.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menolak keras usulan agar Zelenskyy berkunjung ke Moskow. Ia menyebut tawaran itu sengaja tidak dapat diterima dan menekankan bahwa Ukraina bersedia bertemu kapan saja di salah satu dari tujuh negara yang siap menjadi tuan rumah. Menurutnya, hanya tekanan internasional yang lebih besar yang dapat membuat Rusia serius terhadap proses perdamaian.

1. Trump aktif dorong diplomasi dengan dukungan global

Pertemuan Donald Trump (kiri) dan Vladimir Putin (kanan) di Helsinki pada 16 Juli 2018. (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Pertemuan Donald Trump (kiri) dan Vladimir Putin (kanan) di Helsinki pada 16 Juli 2018. (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Dilansir dari Al Jazeera, Trump telah mengintensifkan upaya mediasi setelah bertemu Putin di Alaska pada pertengahan Agustus lalu, yang menjadi pertemuan pertama keduanya dalam lebih dari empat tahun. Walau Trump mendorong pertemuan langsung antara Putin dan Zelenskyy, belum ada kesepakatan yang tercapai. Kanselir Jerman, Friedrich Merz, bahkan sempat mengajukan Geneva sebagai lokasi potensial pada Selasa (2/9/2025).

Saat berkunjung ke Kopenhagen pada Rabu (3/9/2025), Zelenskyy menyatakan optimismenya menjelang panggilan telepon terjadwal dengan Trump pada Kamis. Ia berharap percakapan itu dapat mendorong sanksi lebih keras terhadap Rusia. Zelenskyy juga menyinggung adanya sinyal dari AS terkait sebuah penyangga untuk Ukraina, yang menurutnya sangat krusial demi kelanjutan dukungan internasional.

Di sisi lain, Putin memuji utusan khusus AS, Steve Witkoff, yang dianggap berhasil menyampaikan posisi Rusia selama pertemuan di Alaska. Ia menilai pemerintahan Trump benar-benar menunjukkan komitmen untuk mencari solusi.

“Saya pikir ada sedikit cahaya di ujung terowongan,” ucapnya.

2. Rusia tetap pertahankan syarat aneksasi wilayah

ilustrasi bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)
ilustrasi bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)

Dalam kesempatan terpisah setelah menghadiri parade militer di China, Putin kembali menyinggung peluang penyelesaian damai. Ia menyebut ada kemungkinan menemukan kesepakatan yang bisa diterima semua pihak, asalkan akal sehat menjadi landasan utama.

Meski begitu, Putin memperingatkan bahwa Moskow siap menuntaskan konflik dengan kekuatan militer apabila jalur perundingan gagal. Ia juga menegaskan syarat utama Rusia adalah mempertahankan empat wilayah Ukraina yang dianeksasi sejak 2022. Syarat tersebut secara tegas ditolak oleh Ukraina, yang tidak pernah mengakui klaim tersebut.

3. Sekutu Barat tambah dukungan untuk Ukraina

ilustrasi logo Ukraina dan NATO (unsplash.com/Marek Studzinski)
ilustrasi logo Ukraina dan NATO (unsplash.com/Marek Studzinski)

Istana Élysée di Prancis mengumumkan Presiden Emmanuel Macron akan menggelar pertemuan Koalisi Kehendak Bebas pada Kamis (4/9/2025). Pertemuan itu bertujuan untuk menggalang dukungan AS demi keamanan Ukraina sekaligus mendorong terwujudnya gencatan senjata. Setelahnya, Zelenskyy dijadwalkan berbicara dengan Trump, sebelum presiden AS itu kembali membuka komunikasi dengan Putin.

Dukungan juga datang dari Inggris yang terus memperkuat posisi Ukraina. Saat berkunjung ke Kyiv, Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, menegaskan komitmen negaranya bersama lebih dari 30 negara lain untuk menjamin keamanan Ukraina di darat, laut, dan udara setelah perdamaian tercapai. Pada hari yang sama, Rabu (3/9/2025), Inggris mengalihkan 1 miliar pound sterling (setara Rp22 triliun) dari aset Rusia yang disita untuk mendanai pertahanan Ukraina. Healey menyebut langkah itu sebagai uang kotor Putin yang dikembalikan dengan bunga, dilansir dari BBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Puan: Dinas Luar Negeri DPR Dibekukan, Kecuali Konferensi Kenegaraan

05 Sep 2025, 11:07 WIBNews