Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin: Rusia Siap Berdiskusi dengan Barat soal Ukraina

bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)
bendera Rusia (pexels.com/Сергей Велов)

Jakarta, IDN Times - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia siap berbicara dengan Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengenai masa depan Ukraina jika diinginkan. Namun dia menegaskan bahwa Moskow tetap akan membela kepentingan nasionalnya.

"Di Ukraina, mereka yang bersikap agresif terhadap Rusia, dan di Eropa dan Amerika Serikat - apakah mereka ingin bernegosiasi? Biarkan saja. Tapi kami akan melakukannya berdasarkan kepentingan nasional kami," kata Putin pada Selasa (19/12/2023) dalam pertemuan kepemimpinan pertahanan di Moskow, dikutip Reuters.

“Kami tidak akan menyerahkan apa yang menjadi milik kami," tegasnya.

Sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina pada 2022, Putin telah berulang kali mengatakan bahwa dia siap untuk pembicaraan damai. Namun para pejabat Barat menilai Putin menunggu pemilihan presiden AS pada November mendatang sebelum melakukan upaya yang sungguh-sungguh.

1. Putin tuduh AS eksploitasi Eropa demi kepentingannya sendiri

Setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Rusia menguasai sekitar 17,5 persen wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina. Moskow kemudian mencaplok Krimea pada 2014, dan tahun lalu mengklaim empat wilayah lainnya di Ukraina yang sebagian dikuasai pasukannya adalah bagian dari Rusia.

Sementara itu, Kiev mengatakan pihaknya tidak akan menyerah sampai semua tentara Rusia diusir dari Ukraina.

Putin sendiri menuduh AS mengeksploitasi Eropa demi kepentingannya sendiri, dan mengatakan bahwa Rusia tidak merencanakan perang terhadap Eropa. Dia juga menegaskan bahwa Moskow tidak akan pernah menerima keanggotaan Ukraina di NATO.

2. Rusia dituding lakukan kejahatan perang

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk pada Selasa mengatakan bahwa Rusia telah gagal dalam mengambil tindakan yang memadai untuk melindungi warga sipil di Ukraina, dan ada indikasi bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang.

Turk mengatakan, sejumlah pelanggaran serius yang dilakukan Rusia termasuk 142 kasus eksekusi massal terhadap warga sipil, penghilangan paksa, penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan, termasuk melalui kekerasan seksual.

Namun Rusia dengan tegas membantah tuduhan itu. Misi permanen Rusia untuk PBB di Jenewa menuduh Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB menutupi-nutupi kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Ukraina.

“Jika Anda benar-benar ingin berbicara tentang Donbass, maka Anda perlu menulis tentang serangan harian di Donetsk, kematian anak-anak dan warga sipil lainnya di tangan militer Ukraina,” kata Evgeny Ustinov, penasihat senior misi tersebut.

3. WHO mencatat ada lebih dari 1.400 layanan kesehatan yang diserang di Ukraina selama invasi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 1.400 serangan yang menargetkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya di Ukraina sejak awal invasi Rusia. 

Jarno Habicht, Perwakilan WHO di Ukraina, mengatakan bahwa organisasi tersebut dan mitra lainnya berharap dapat menjangkau 3,8 juta dari 7,8 juta orang yang membutuhkan bantuan kesehatan tahun depan.

“Kami melihat kebutuhan kemanusiaan akan terus berlanjut pada tahun 2024 dan pada tingkat yang sama seperti sekarang,” kata Jarno, melalui tautan video dari kota Odesa di Ukraina.

“Namun, hal ini perlu lebih terfokus pada oblast (wilayah) yang memiliki kebutuhan tertinggi di wilayah timur dan selatan,” tambahnya, merujuk pada wilayah-wilayah di negara tersebut yang mengalami kerusakan parah akibat invasi.

Pada Senin (18/12/2023), Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa pihaknya telah menjatuhkan paket sanksi baru terhadap Rusia, yang mencakup larangan impor berlian dari Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, sanksi ke-14 itu akan benar-benar mengurangi kemampuan Moskow untuk membiayai invasi ke Ukraina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us