Vladimir Putin Umumkan Maju Jadi Calon Presiden Rusia 2024

Jakarta, IDN Times- Presiden Rusia Vladimir Putin ingin memperpanjang masa kekuasaannya terhadap selama enam tahun ke depan. Putin telah mengumumkan pencalonannya pada Jumat (8/12/2023) dalam pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada Maret mendatang.
Setelah hampir 25 tahun berkuasa, Putin masih mendapat dukungan luas meskipun dia telah memulai perang di Ukraina yang menelan banyak biaya dan merenggut ribuan nyawa warganya. Putin pertama kali terpilih sebagai presiden pada Maret 2020.
“Saya tidak akan menyembunyikannya dari Anda, saya memiliki berbagai pemikiran tentang hal ini dari waktu ke waktu, tetapi sekarang, Anda benar, keputusan perlu diambil. Saya akan mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia,” katanya, dilansir AP.
1. Para veteran perang meminta Putin mencalonkan diri
Para veteran perang dan pihak lain meminta Putin untuk mencalonkan diri kembali. Pemberontakan singkat yang terjadi pada Juni lalu oleh pemimpin tentara bayaran, Yevgeny Prigozhin, tidak menimbulkan spekulasi terhadap krisis legitimasi Putin.
Pengumuman Putin dibuat secara sederhana, yang mungkin mencerminkan upaya Kremlin untuk menekankan kerendahan hati Putin dan fokusnya melakukan pekerjaan dibandingkan kampanye keras.
“Ini bukan soal kemakmuran, ini soal kelangsungan hidup. Taruhannya telah dinaikkan semaksimal mungkin," kata Tatiana Stanovaya dari Carnegie Russia Eurasia Center.
2. Putin salah satu pemimpin Kremlin paling lama
Laveda Center melaporkan, sekitar 80 persen masyarakat mendukung kinerja Putin. Entah karena dukungan nyata atau paksaan, Putin diyakini hanya akan mengalami sedikit penolakan dalam pemungutan suara.
Putin telah dua kali melakukan amandemen konstitusi yang dapat membuatnya tetap berkuasa hingga ia berusia pertegahan 80-an. Putin merupakan salah satu pemimpin Kremlin paling lama sejak pendahulunya Josef Stalin, yang meninggal pada 1953.
Pada awalnya, masa jabatan presiden hanya empat tahun. Setelah konstitusi negara diamandemen, masa jabatan diperpanjang hingga 6 tahun. Amandemen lain yang diusulkan tiga tahun lalu mengatur masa jabatan dua periode berturut-turut akan dimulai pada tahun 2024.
“Dia (Putin) takut menyerahkan kekuasaan,” kata analis politik dan profesor di Free University of Riga, Latvia, Dmitry Oreshkin.
3. Dukungan terhadap Putin jauh lebih rendah
Saat amandemen memungkinkan Putin menjabat dua periode lagi, kekhawatiran Putin atas kekuasaannya mungkin meningkat. Jajak pendapat Levada mengatakan dukungan terhadap Putin jauh lebih rendah, yakni 60 persen.
Pandangan beberapa analisis menjelaskan, penurunan popularitas bisa jadi sebagai pendorong utama dalam perang yang dilancarkan Putin ke Ukraina sejak Februari 2022.
“Konflik dengan Ukraina ini diperlukan sebagai perekat. Dia perlu mengkonsolidasikan kekuasaannya,” kata mantan penulis pidato Putin, Abbas Gallyamov, dikutip dari NBC.