Vladimir Putin: Ukraina Tidak Akan Damai Sebelum Tujuan Rusia Tercapai

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Ukraina sebelum tujuan Moskow tercapai. Keterantan itu disampaikan dua tahun menjelang invasi Rusia di Ukraina.
Rusia menuduh Ukraina dipengaruhi kelompok nasional radikal dan Neo-Nazi. Saat ini, Rusia sedang mengupayakan de-Nazifikasi, demiliterisasi, dan status netral terhadap Ukraina.
“Akan ada perdamaian ketika kita mencapai tujuan kita. Kemenangan akan menjadi milik kita. Mengenai demiliterisasi, mereka tidak mau bernegosiasi, sehingga kami terpaksa mengambil tindakan lain, termasuk tindakan militer. Entah kita setuju atau kita harus menyelesaikan (masalah ini) dengan kekerasan,” katanya pada Kamis (14/12/2023)
1. Tidak diperlukan gelombang mobilisasi kedua ke Ukraina
Putin menampik perlunya gelombang kedua mobilisasi pasukan cadangan untuk berperang ke Ukraina. Dia mengatakan ada sekitar 617 ribu tentara Rusia di Kiev, termasuk sekitar 244 ribu tentara cadangan.
“Tidak diperlukan mobilisasi saat ini karena 1.500 orang direkrut menjadi tentara setiap hari. Hingga Rabu malam, 486 ribu tentara telah menandatangani kontrak dengan militer Rusia," ujar Putin.
Beberapa media independen Rusia menanggapi skeptis pernyataan Putin tentang gelombang mobilisasi. Sebelumnya Putin memang berjanji untuk tidak menyiapkan pasukan cadangan ke Ukraina, namun kemudian berbalik arah dan melakukan pemanggilan.
2. Tidak ada tanda-tanda perdamaian di Ukraina
Sementara itu, Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg mengatakan, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Putin siap mengambil langkah damai dengan Ukraina.
Menurut Stoltenberg, satu-satunya jalan untuk menciptakan perdamaian adalah meyakinkan Putin bahwa dia tidak akan menang di medan perang. Sehingga, satu-satunya jalan adalah negara-negara Barat harus terus mendukung Ukraina.
“Jika Putin menang di Ukraina, ada risiko nyata bahwa agresinya tidak akan berhenti sampai di situ,” kata Stoltenberg.
Stoltenberg juga menyambut baik janji Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menegaskan komitmennya terhadap Ukraina. AS diketahui sedang membahas untuk memberikan bantuan lanjutan kepada Ukraina.
3. Rusia dan Ukraina sama-sama tidak membuat kemajuan dalam perang
Putin mengatakan bahwa Ukraina telah kehilangan beberapa pasukan terbaiknya dalam upaya mengamankan wilayah di tepi timur sungai Dnipro, Kherson.
“Saya yakin, ini adalah sebuah tragedi bagi mereka,” imbuhnya.
Serangan balasan Ukraina yang dilancarkan sejak Juni hanya memperoleh sedikit kemajuan. Rusia sendiri tidak membuat kemajuan nyata setelah merebut kota Bakhmut pada Mei.
“Keinginan yang tak terkendali untuk menyusup ke perbatasan kita dan memasukkan Ukraina ke dalam NATO, semua ini menyebabkan tragedi ini. Mereka memaksa kita melakukan tindakan ini," kata Putin menjelaskan bagaimana kedekatan Ukraina dengan Barat yang menjadi pemicu perang.