Raja Spanyol Dilempari Lumpur saat Kunjungi Korban Banjir Valencia

Jakarta, IDN Times - Raja Spanyol Felipe VI dan Ratu Letizia mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat mengunjungi korban banjir di kota Paiporta, Valencia pada Minggu (3/11/2024). Ratusan warga yang marah melempari rombongan kerajaan dengan gumpalan lumpur sambil meneriakkan kata-kata kasar.
Peristiwa ini terjadi di tengah kemarahan warga atas lambatnya respons pemerintah terhadap banjir bandang yang telah menewaskan 214 orang. Bencana ini tercatat sebagai yang terburuk dalam sejarah modern Spanyol.
Peristiwa pelemparan lumpur terhadap Raja sangat tidak biasa. Hal ini mengingat popularitas Raja Felipe yang cukup tinggi sejak naik tahta pada 2014.
1. Kronologi insiden penyerangan terhadap Raja
Melansir dari AP, massa berteriak "Pembunuh!" dan "Pergi!" sambil melempari rombongan dengan gumpalan lumpur. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang ikut dalam rombongan terpaksa dievakuasi lebih awal demi keamanan.
Raja Felipe tetap tenang dan bersikeras melanjutkan kunjungan meski mendapat serangan. Dilansir Associated Press, dua pengawal kerajaan terluka dalam insiden tersebut, salah satunya mengalami luka di dahi. Para pengawal terpaksa membuka payung untuk melindungi rombongan dari lemparan lumpur.
Ratu Letizia terlihat menangis setelah berbicara dengan warga yang terdampak banjir. Akibat insiden ini, kunjungan ke kota kedua Chiva terpaksa dibatalkan.
"Kita harus memahami kemarahan dan frustrasi banyak orang mengingat apa yang telah mereka alami," kata Raja Felipe dalam video yang diunggah ke media sosial, dilansir dari The Guardian.
2. Penyebab kemarahan warga
Kota Paiporta yang berpenduduk 29 ribu jiwa telah kehilangan 70 warga akibat banjir. Wali Kota Paiporta, Maribel Albalat, mengatakan masih ada jasad korban yang terjebak di garasi-garasi bawah tanah yang terendam air.
Sebagian wilayah masih mengalami krisis kebutuhan dasar. Banyak area masih tanpa listrik, air bersih, dan sinyal telepon yang stabil. Melansir dari CNN, warga marah karena koordinasi bantuan terhambat akibat perbedaan partai antara pemerintah pusat dan daerah.
Peringatan banjir yang terlambat dua jam setelah air mulai meluap juga menjadi pemicu kemarahan. Warga terpaksa turun ke garasi untuk menyelamatkan kendaraan mereka karena tidak ada tanda-tanda bahwa badai kali ini akan berbeda dari biasanya.
3. PM Spanyol akui upaya pemerintah belum cukup
PM Sanchez mengakui respons pemerintah belum cukup dan berjanji mengerahkan 10 ribu tentara dan polisi untuk membantu penanganan bencana.
"Saya tahu bahwa respons yang kami lakukan belum cukup. Saya tahu masih ada masalah serius dan kekurangan," ujarnya.
Ribuan relawan dari berbagai daerah telah datang membantu membersihkan puing dan lumpur. Pada Jumat lalu, ribuan orang membawa sekop, sapu, dan persediaan makanan untuk membantu wilayah yang terdampak parah.
Badan Meteorologi Spanyol kembali mengeluarkan peringatan merah untuk cuaca ekstrem di wilayah pesisir Valencia.
Para ahli menyebutkan krisis iklim yang dipicu manusia meningkatkan durasi, frekuensi, dan intensitas cuaca ekstrem. Pemanasan Laut Mediterania juga berperan dalam memperparah hujan badai.