Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?

#TrumpKimSummit Denuklirisasi harus tertunda

Hanoi, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak mencapai kesepakatan apapun soal denuklirisasi Semenanjung Korea pada Kamis (28/2). Tanda-tanda ini sudah terlihat sejak Gedung Putih mengumumkan pembatalan makan siang antara keduanya.

Trump menyebut Kim sebagai orang "berkarakter" dan bahwa Korea Utara punya "potensi ekonomi yang besar". Sayangnya, ia dan Kim tak bisa menandatangani kesepakatan apapun sebab keduanya punya keinginan berbeda terkait apa yang harus dilakukan untuk mencapai itu.

1. Trump menjelaskan Kim ingin Amerika Serikat menghapus semua sanksi ekonomi terhadap Korea Utara

Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?YouTube/WhiteHouse

Hambatan utama yang membuat tidak adanya kesepakatan apapun antara Trump dan Kim adalah keinginan Korea Utara agar Amerika Serikat menghapus seluruh sanksi ekonomi yang sudah dijatuhkan sejak 2006. 

"Pada dasarnya mereka mau sanksi dihapuskan semuanya, dan kami tak bisa melakukan itu," tegas Trump dari podium di Marriott Hotel, tempatnya menginap. Ia kemudian menambahkan bahwa, "Kami belum menyerahkan apapun."

Trump mengindikasikan bahwa Kim tak bisa menuruti permintaan Amerika Serikat untuk meninggalkan program senjata nuklirnya, mulai dari teknologi, program serta penghancuran fasilitas dan hulu ledak yang tersimpan di gudang senjata.

"Dia mau melakukan denuklirisasi, hanya saja dia mau itu di area yang kurang penting dibandingkan apa yang kami inginkan," ucapnya yang menguatkan dugaan selama ini bahwa Korea Utara dan Amerika Serikat punya persepsi berbeda soal definisi denuklirisasi.

Baca Juga: Ada Perbedaan Definisi Denuklirisasi Bagi Trump dan Kim Jong-un

2. Kim ingin sanksi dicabut dulu, baru ia akan melakukan denuklirisasi perhalan

Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo yang menemani Trump dalam konferensi pers menyebut Kim "tidak siap" untuk mengikuti persyaratan dari pihaknya. Oleh karena itu, keduanya memilih untuk meninggalkan meja negosiasi di Metropole Hotel.

"Kami tak mendapatkan sesuatu yang masuk akal bagi Amerika Serikat. Saya kira Chairman Kim sempat berharap kami akan menerima. Kami memintanya melakukan lebih. Dia tidak siap melakukan itu. Namun, saya masih optimistis," kata Pompeo.

Ia melanjutkan bahwa negosiasi persoalan seberat ini tidak akan selesai dalam waktu singkat. "Saya kira kami akan terus bekerja di hari-hari dan minggu-minggu ke depan agar kami bisa membuat kemajuan. Kami bisa mencapai apa yang dunia ini inginkan yaitu denuklirisasi Korea Utara dan mengurangi risiko bagi warga Amerika Serikat serta seluruh dunia."

Baca Juga: [Linimasa Pertama] Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un di Vietnam

3. Trump mengatakan ia tak ingin terburu-buru dalam membuat kesepakatan

Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Usai menjelaskan bahwa "sanksi tetap pada tempatnya", Trump menegaskan kepada para reporter yang hadir bahwa ia "sangat ingin menghapusnya". Ia pun menambahkan bahwa sudah ada kertas yang siap ditandatangani olehnya, tapi "ini terasa tidak tepat".

Sanksi tersebut, kata Trump, adalah hasil kerja sama dengan banyak pihak termasuk PBB, Cina, Jepang, dan Rusia. "Saya tidak ingin mengkhianati kepercayaan mereka," katanya. "Saya lebih memilih melakukannya dengan tepat daripada cepat."

Kekhawatiran pun muncul soal apa yang akan terjadi, misalnya kembali kepada retorika semula di mana saling ancam mewarnai hubungan kedua negara. Trump sendiri menyebut Kim berjanji padanya pada Rabu malam bahwa Korea Utara "takkan melakukan uji coba roket, rudal, dan apapun yang berkaitan dengan nuklir."

4. Trump mengaku atmosfer di ruangan tetap baik meski keduanya tidak sepakat

Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato

Salah seorang reporter mengajukan pertanyaan tentang suasana di dalam ruangan ketika Trump dan Kim memutuskan meninggalkan meja negosiasi. Ia menjawab bahwa atmosfernya "sangat hangat".

"Ketika kami pergi, kami melakukannya dengan bersahabat. Itu bukan pergi seperti kalau Anda bangkit kemudian langsung keluar. Kami masih sempat berjabat tangan," tambahnya. Ia juga mengklaim bahwa hubungannya dengan Kim "masih baik".

Trump sendiri berpendapat keputusan Kim untuk tetap pada pendiriannya soal syarat denuklirisasi tidak dipengaruhi oleh Cina. Menurutnya, Kim punya "karakter yang kuat" sehingga keputusannya itu adalah hasil dari pemikirannya sendiri.

5. Presiden Korea Selatan dan Perdana Menteri Jepang akan jadi yang pertama ia hubungi

Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?ANTARA FOTO/The Presidential Blue House/Handout via REUTERS

Trump mengatakan setelah ia bisa menggunakan telepon di pesawat Air Force One untuk kembali ke Washington DC, ia akan menghubungi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Trump memuji Moon yang "sudah bekerja sangat keras" dan "dia menginginkan ada kesepakatan".

"Saya pun akan menelepon Perdana Menteri Abe untuk menjelaskan posisi kita sekarang berada di mana," tambahnya. Ia sempat memuji Presiden Cina Xi Jinping yang ia nilai sebagai "pemimpin hebat" dan "sangat membantu" dalam berhubungan dengan Korea Utara. "Apakah dia bisa lebih menolong? Mungkin," ujar Trump.

Baca Juga: [Linimasa Kedua] Pertemuan Trump dan Kim Jong-un di Vietnam

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya