Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rumah Sakit Kanker di Gaza dalam Kondisi Kritis Imbas Blokade Israel

ilustrasi bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Satu-satunya rumah sakit kanker di Jalur Gaza terancam tutup karena kekurangan bahan bakar. Rumah sakit tersebut telah menghentikan beberapa layanan termasuk radiologi. Sebanyak 9 ribu pasien kanker di Gaza tidak bisa pergi ke tempat lain untuk berobat.

Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, Subhi Sukeyk, memperingatkan fasilitas kesehatan telah kehabisan bahan bakar yang diperlukan untuk menjaga layanan penting tetap berjalan. Ini termasuk obat-obatan untuk kemoterapi.

"Kami berusaha mempertahankan layanan penting," kata Sukeyk, menambahkan bahwa beberapa layanan seperti radiologi, yang digunakan untuk pemantauan dan diagnosis, telah dihentikan, dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (19/10/2023).

1. Pasien dan rumah sakit kanker di Gaza hadapi berbagai keterbatasan

Penutupan satu-satunya rumah sakit onkologi menyoroti bahwa bukan hanya pecahan peluru dan tembakan rudal yang menghancurkan Gaza. 

Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina telah beroperasi berkat satu generator lokal, yang juga menggunakan bahan bakar, namun persediaannya akan segera habis. Hal ini pula yang memaksa rumah sakit untuk menutup layanan dasar, yang akan membahayakan nyawa ratusan pasien yang membutuhkan perawatan tepat waktu dan teratur.

Sukeyk juga mengatakan, unit perawatan intensif membutuhkan banyak listrik untuk beroperasi, begitu juga dengan mesin oksigen.

"Kemoterapi beberapa pasien harus ditunda. Sementara mereka harus menjalani perawatan ini guna mencegah tumor menyebar ke tubuh dan organ mereka," sambungnya.

Sehubungan dengan eskalasi terbaru yang meletus, beberapa pasien tidak dapat memenuhi janji mereka untuk pergi berobat karena berisiko dan sulitnya akses untuk sampai ke rumah sakit. Sementara, rumah sakit dan pasien berjibaku dengan waktu untuk melawan kanker dan menjaga harapan tetap hidup.

2. Serangan sasar Rumah Sakit Al-Ahli dan sekolah di kamp pengungsi Al-Maghazi

Pada Selasa, serangan udara menghantam Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza yang mengakibatkan ratusan orang tewas dan terluka. Para pejabat Gaza mengatakan ledakan disebabkan oleh serangan udara Israel.

"Apa yang terjadi adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Rumah sakit ini telah berfungsi dan memberikan layanan kesehatan selama lebih dari 140 tahun, diserang dengan cara yang paling brutal, menewaskan lebih dari 500 jiwa," kata Mohammed al-Nageh, direktur program dan koordinasi rumah sakit.

Pejabat kesehatan melaporkan, sebagian besar korban serangan adalah perempuan dan anak-anak. Pihaknya juga memperingatkan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.

Ambulans dan mobil pribadi membawa ratusan korban ke Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di kota Gaza yang sudah kewalahan menangani korban luka akibat serangan lain di tengah pemboman Israel di Jalur Gaza, sejak 7 Oktober.

Sebelumnya, sekolah UNRWA di kamp pengungsi Al-Maghazi di wilayah tengah Gaza, yang menampung sekitar 4 ribu pengungsi, juga diserang. Akibatnya delapan orang tewas dan 40 orang terluka.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk serangan-serangan tersebut. Dia menekankan bahwa rumah sakit, klinik, personel medis, dan lokasi PBB secara eksplisit dilindungi oleh hukum internasional.

3. Laporan terkini di Jalur Gaza dan Tepi Barat

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejak perang berkecamuk, setidaknya 3.300 orang tewas di Gaza dan 11 ribu lainnya terluka. Sebanyak 1.200 orang lainnya di seluruh Gaza diyakini terkubur di bawah reruntuhan, hidup atau mati.

Di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, setidaknya 61 warga Palestina yang tewas sejak perang meletus, dan 1.230 orang terluka, menurut data UNOCHA.

Badan PBB tersebut juga mencatat 1.300 orang tewas dan 4.229 terluka di Israel.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari UNRWA yang dirilis pada 18 Oktober 2023, jumlah pengungsi internal di Jalur Gaza diperkirakan mencapai 1 juta jiwa, termasuk sekitar 513.507 pengungsi internal yang berlindung di fasilitas UNRWA di seluruh jalur Gaza.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us