Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

ilustrasi (Facebook.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Ukraina mengatakan Rusia melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur energi, menghantam bendungan dan perusahaan gas. Lima orang tewas dan lebih dari satu juta orang tanpa aliran listrik.

Pada Jumat (22/3/2024), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan itu merupakan balas dendam atas serangan Kiev sebelumnya yang menargetkan wilayah Rusia.

Dalam klaimnya, Rusia mengatakan berhasil menargetkan jaringan listrik, depot amunisi, jalur kereta api dan target penting lainnya.

1. Serangan udara Rusia paling brutal

ilustrasi (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Lebih dari 60 drone dan 90 rudal diluncurkan oleh Rusia. Pejabat Ukraina menyebutnya sebagai serangan paling brutal terhadap infrastruktur energinya sejak perang dimulai awal 2022.

Dilansir Associated Press, kota Kharkiv mengalami kerusakan terparah. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak sekutu Barat untuk segera menyediakan sistem pertahanan udara dan amunisi tambahan.

"Rusia sedang berperang melawan kehidupan sehari-hari masyarakat. Saya turut berbela sungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dalam teror ini," kata Zelenskyy.

2. Perusahaan energi berusaha memperbaiki aliran listrik

Operator jaringan listrik Ukraina, UkrEnergo, melaporkan pemadaman listrik di tujuh wilayah. Setidaknya, 1,2 juta orang di empat wilayah kini hidup tanpa aliran listrik. Dari jumlah itu, sekitar 700 ribu orang berada di Kharkiv.

Dilansir VOA News, perusahaan minyak dan gas Naftogaz Ukraina termasuk di antara yang jadi target. Mereka mengatakan fasilitasnya rusak akibat serangan tersebut.

"Para ahli telah berupaya memulihkan kerusakan, pasokan listrik telah dipulihkan ke beberapa fasilitas (yang terkena dampak), pekerja gas kami juga berupaya memulihkan jaringan gas yang rusak," katanya.

DniproHES, bendungan terbesar Ukraina, juga termasuk target sasaran serangan. Bendungan diserang delapan kali, tapi perusahaan mengatakan tidak ada risiko bendungan jebol.

3. Konflik Rusia-Ukraina melewati batas psikologis tertentu

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. (Twitter.com/Russian Embassy in USA)

Rusia tidak menggunakan istilah perang dalam invasinya ke Ukraina, tapi operasi militer khusus.

"Ini dimulai sebagai operasi militer khusus. Tetapi begitu, Barat secara kolektif terlibat dalam hal ini di pihak Ukraina, hal itu menjadi perang bagi kami," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dikutip dari The Guardian.

Tatiana Stanovaya, seorang analis politik mengatakan komentar perang Peskov menandakan babak baru dalam konflik tersebut.

"Sekarang sudah resmi. Operasi militer khusus kini diakui sebagai perang," katanya.

"Tentu saja, secara de facto, operasi militer khusus telah menjadi perang sejak lama. Namun kita sekarang telah melewati batasan psikologis tertentu, yang melampaui batas tersebut akan ada tuntutan yang lebih besar baik dari masyarakat maupun para elit," jelasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us