Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Penjarakan Aktivis yang Memimpin Kelompok Peraih Nobel

bendera Rusia (PIxabay.com/IGORN)
bendera Rusia (PIxabay.com/IGORN)

Jakarta, IDN Times - Aktivis hak asasi manusia Rusia Oleg Orlov dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara pada Selasa (27/2/2024). Dia bersalah karena berulang kali mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia terkait perang di Ukraina. Rusia memiliki aturan yang dapat menghukum pengkritik perang.

Lelaki berusia 70 tahun itu merupakan pemimpin kelompok Memorial yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2022. Namun, kelompok tersebut telah dilarang beroperasi oleh Rusia.

1. Hukuman menunjukkan tulisan aktivis benar

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)
Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Dilansir Reuters, Orlov dihukum setelah mengambil bagian dalam demonstrasi anti-perang dan menulis artikel berjudul "Mereka menginginkan fasisme. Mereka mendapatkannya."

“Putusan tersebut menunjukkan bahwa artikel saya akurat dan benar,” kata Orlov, sambil diborgol setelah dijatuhi hukuman.

Dia mendapat tepuk tangan dari para pendukungnya di ruang sidang Moskow, termasuk perwakilan dari kedutaan negara-negara Barat.

Jaksa mengatakan Orlov telah menunjukkan kebencian politik terhadap Rusia. Orlov juga sempat mengecam pencekikan kebebasan di negara tersebut, yang ia sebut sebagai distopia.

"Hukuman terhadap Orlov adalah upaya meredam gerakan hak asasi manusia di Rusia dan segala kritik terhadap negara. Namun kami akan melanjutkan pekerjaan kami. Di Rusia modern, segalanya berubah," kata Memorial.

Memorial didirikan pada 1989 sebagai kelompok pembela kebebasan berpendapat dan mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia sejak masa pemimpin Soviet Josef Stalin hingga saat ini. Kelompok itu telah dilarang setelah ditetapkan sebagai "agen asing", dan dibubarkan di Rusia pada 2021.

"Dia dan saya menciptakan Memorial bersama. Tapi hal terpenting yang kami ciptakan adalah sebuah tim. Sebuah tim yang akan bekerja terlepas dari apakah Oleg bebas atau tidak. Jadi kami akan bekerja. Kita akan hidup," kata istri Orlov, Tatiana Kasatkina.

2. Hukuman awal berupa denda

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)
Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Orlov awalnya dijatuhi hukuman denda 150 ribu rubel (Rp25,5 juta) dan bebas oleh pengadilan pada Oktober 2023. Hukuman itu dikeluhkan jaksa yang menganggapnya terlalu ringan. Pengadilan yang lebih tinggi membatalkan vonus tersebut dan pengadilan ulang diperintahkan.

Sebagai protes karena dipaksa kembali ke pengadilan, Orlov tidak begitu memperhatikan persidangan putaran kedua. Sebaliknya, dia duduk di pengadilan membaca salinan The Trial, karya klasik Franz Kafka tentang absurditas kehidupan dan ketidakadilan.

Pada tahun lalu, dalam sebuah wawancara dengan BBC, menjelang persidangan pertamanya Orlov bersikeras bahwa dia tidak melakukan kesalahan.

"Pertama-tama, konstitusi Rusia menjamin kebebasan berpendapat. Saya menulis artikel yang menyajikan penilaian saya atas peristiwa itu. Menuntut saya karena hal itu melanggar konstitusi. Kedua, apa yang terjadi di Ukraina, mari kita perjelas dan sebut saja ini perang, itu bertentangan dengan kepentingan Rusia dan warga negara Rusia," katanya. 

3. Pengkritk pemerintah menghadapi ancaman penjara

Ilustrasi penjara. (Pexels.com/Ron Lach)
Ilustrasi penjara. (Pexels.com/Ron Lach)

Orlov bukanlah kritikus pertama di Rusia yang dendanya ditingkatkan menjadi hukuman penjara. Tahun lalu, sosiolog terkemuka Boris Kagarlitsky dinyatakan bersalah atas pembenaran publik terkait terorisme. Dalam kasus ini, jaksa mengajukan banding atas hukuman tersebut dan kemudian pengadilan menjatuhinya hukuman penjara lima tahun.

Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dua tahun lalu, Kremlin telah menyusun undang-undang yang menetapkan hukuman penjara bagi mereka yang mendiskreditkan angkatan bersenjata atau menyebarkan informasi palsu militer ke publik.

Undang-undang ini telah digunakan untuk memenjarakan kritikus vokal Kremlin seperti Ilya Yashin. Tahun lalu, aktivis anti-perang Vladimir Kara-Murza dihukum karena pengkhianatan dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.

Kritikus utama Putin semuanya berada dalam penjara atau di luar negeri. Lawannya yang paling terkenal, Alexei Navalny, meninggal mendadak pada 16 Februari saat berada dalam penjara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us