Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tetapkan Legion Nasional Georgia di Ukraina sebagai Teroris

ilustrasi bendera Rusia (pixabay.com/fotiniya)
Intinya sih...
  • Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) menetapkan Legion Nasional Georgia sebagai organisasi teroris.
  • Legion Nasional Georgia membantu melancarkan aksi terorisme di Rusia, termasuk menyiksa personel militer dan membunuh warga sipil.
  • Wakil Direktur Dewan Keamanan Federasi Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan bahwa Barat berniat mengontrol negara-negara di sekitar Rusia, termasuk Georgia.

Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), pada Jumat (14/6/2024), menetapkan Legion Nasional Georgia sebagai organisasi teroris. Pasukan tersebut terdiri dari sukarelawan asal Georgia untuk bertempur sejak pecahnya Perang di Donbass, Ukraina pada 2014.  

Rusia mendukung peresmian UU (Undang-Undang) anti-agen asing untuk membawa Georgia kembali ke orbitnya. Moskow pun mengkritisi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang dianggap menggerakkan massa untuk menggulingkan pemerintahan Partai Georgian Dream. 

1. Dituduh terlibat dalam aksi terorisme dan sabotase di Rusia

FSB menyebut bahwa Legion Nasional Georgia telah membantu dalam melancarkan sejumlah aksi terorisme kepada warga sipil di Rusia. 

"Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh FSB, Pengadilan Distrik Militer Selatan mengakui bahwa pembentukan kelompok paramiliter Legion Nasional Georgia adalah sebuah organisasi teroris," terangnya, dikutip The Moscow Times

"Unit relawan Georgia di Ukraina tersebut telah ikut serta dalam mengorganisir sabotase dan sejumlah aksi terorisme di teritori Rusia. Mereka telah menyiksa personel militer Pasukan Bersenjata Rusia dan pembunuhan kepada warga sipil," tambahnya. 

Sebagai informasi, Legion Nasional Georgia dibentuk pada 2014 oleh Mamuka Mamulashvili yang merupakan mantan komandan yang berperang di Abkhazia pada 1992-1993. Ia pun ikut serta dalam Perang Chechnya Pertama dan Perang Rusia-Georgia pada 2008. 

2. Medvedev sebut Barat ingin mengontrol Georgia

Pada hari yang sama, Wakil Direktur Dewan Keamanan Federasi Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan bahwa Barat berniat mengontrol negara-negara di sekitar Rusia, termasuk Georgia. 

"Kami harus mengakui bahwa neokolonialisme sudah ada di dekat perbatasan negara kita. Neokolialisme Barat tidak menghargai perbatasan strategis dari negara-negara lain. Mereka terus berupaya menambah kontrol atas tetangga-tetangga Rusia, termasuk Georgia," tuturnya, dikutip Civil.

"Upaya tersebut terlihat dari pembentukan revolusi warna di Georgia dan Ukraina ketika berada di bawah kekuasaan rezim boneka Mikheil Saakashvili dan Viktor Yuschenko. AS yang memberikan kekuatan bagi mereka di Tbilisi dan Kiev," tambahnya. 

Ia pun membela aksinya ketika menjadi Presiden Rusia pada 2008 untuk menyerang Georgia. Ia menuding Tbilisi telah melancarkan agresi kepada rakyat di Abkhazia dan Ossetia Selatan sehingga butuh respons keras dari Moskow. 

3. Georgia sebut Rusia masih jadi ancaman terbesar

Kepala Badan Keamanan Negara Georgia (SSSG), Grigol Liluashvili mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh jahat dari luar negeri untuk merusak dan menggoyahkan stabilitas negara sepanjang 2023. 

Ia pun menambahkan bahwa okupansi Rusia di dua wilayah pecahan Georgia, Abkhazia dan Ossetia Selatan masih menjadi target utama dari kampanye pengrusakan stabilitas negara. Ia mengungkapkan bahwa kondisi ini akan membahayakan keamanan nasional. 

Liluashvili mengungkapkan penolakannya terhadap rencana pendirian pangkalan Angkatan Laut Rusia di Ochamchier. Moskow dituding akan memanfaatkan warga di Abkhazia untuk membantu agresinya di Ukraina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us