Uni Eropa Serukan Pembatasan Aktivitas Diplomat Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) dari beberapa negara Uni Eropa (UE), pada Kamis (13/6/2024), menyerukan pembatasan aktivitas diplomat Rusia di seluruh anggota blok. Langkah ini disebut penting untuk mencegah risiko sabotase dan mata-mata dari Rusia.
Pada akhir Mei, Polandia sudah mengumumkan rencana pembatasan aktivitas diplomat Rusia di Warsawa, terutama khusus staf konsuler. Namun, pembatasan tersebut tidak akan diterapkan kepada Duta Besar Rusia di Polandia, Sergei Andreyev.
1. Bertujuan mempersempit aktivitas spionase Rusia
Menlu yang menyetujui pembatasan diplomat Rusia di UE berasal dari Polandia, Belanda, Denmark, Republik Ceko, Rumania, Estonia, Latvia, dan Lithuania. Mereka sudah menyerahkan surat resmi kepada Perwakilan Luar Negeri UE, Joseph Borrell.
"Sejumlah propaganda, aktivitas intelijen, atau berbagai persiapan dalam rencana sabotase di negara-negara anggota UE saat ini adalah tugas utama dari sebagian besar diplomat Rusia di UE," terangnya, dikutip PAP.
"Kami percaya bahwa UE harus membatasi dan mengikuti prinsip resiprokal untuk membatasi pergerakan misi diplomatik Rusia beserta seluruh keluarganya di negara-negara anggota UE," tambahnya.
Mereka menyebut bahwa kebijakan ini akan mempersempit peluang operasional agen dan mata-mata Rusia di seluruh Eropa.
2. UE akan jatuhkan sanksi kepada perusahaan pelayaran Rusia

Pada saat yang sama, UE berniat menjatuhkan sanksi kepada perusahaan pelayaran Rusia, Sovcomflot. Langkah ini untuk memukul lebih keras Rusia dalam mendapatkan sumber dana perangnya di Ukraina.
"Proyek UE mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan Washington tahun ini. AS sudah menjatuhkan sanksi kepada Sovcomflot dan beberapa kapal tanker yang terasosiasi dengan perusahaan tersebut," terangnya, dikutip TVP World.
"UE berencana memberikan sanksi kepada 13 unit kapal yang digunakan untuk mengangkut barang baik kepentingan pertahanan dan minyak," tambahnya.
Setelah penerapan sanksi, Moskow diketahui sudah beradaptasi dengan menggunakan kapal tanker bayangan yang dioperasikan perusahaan tidak dikenal dan baru didirikan usai invasi ke Ukraina.
3. Rusia akan membalas pembatasan diplomatnya di UE

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Rusia akan membalas segala pembatasan terhadap diplomatnya di UE. Ia menyebut aksi tersebut salah satu bukti meluasnya Russophobia di Eropa.
Ia pun menambahkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berniat membuat Eropa semakin berdarah jika melanjukan jabatannya.
"Apakah negara-negara anggota UE sadar bahwa Washington sudah menyeret mereka ke dalam konfrontasi langsung dengan Rusia di bawah bendera NATO?" tegasnya, dikutip Tass.
"Barat terus memberi makan publik dengan klaim agresi Rusia terhadap negara-negara Eropa dan ini berarti satu hal, pemerintahan Biden ingin membuat Eropa semakin berdarah dalam rangka mencegah kolapsnya pemerintahan dan ekonomi AS," sambungnya.