Satelit Mata-mata Pertama Korsel Dinyatakan Layak Tempur

- Satelit mata-mata militer pertama buatan dalam negeri Korea Selatan lulus evaluasi kelayakan tempur setelah diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California pada Desember 2023.
- Satelit tersebut akan memperkuat kemampuan pengintaian luar angkasa negara itu terhadap ancaman Korea Utara (Korut) dengan mampu menangkap gambar detail permukaan bumi setiap saat.
- Seoul berencana meluncurkan lima satelit mata-mata pada 2025, guna membangun jaringan satelit mata-mata militer independen untuk memantau Pyongyang dengan lebih baik.
Jakarta, IDN Times - Satelit mata-mata militer pertama buatan Korea Selatan (Korsel) yang diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California pada Desember 2023, lulus evaluasi kelayakan tempur. Hal itu diumumkan badan pengadaan senjata negara Korsel pada Rabu (14/8/2024).
Nantinya, satelit tersebut akan menjalankan misinya untuk memperkuat kemampuan pengintaian luar angkasa negara itu terhadap ancaman Korea Utara (Korut).
1. Kelayakan tempurnya telah disetujui oleh Kementerian Pertahanan Korsel
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) mengatakan, sejak diluncurkan, satelit pengintai tersebut telah menjalani uji operasional di luar angkasa dan pekan ini kelayakan tempurnya telah disetujui oleh Kementerian Pertahanan Korsel.
"Satelit eletro-optik dan inframerah ini mampu menangkap gambar detail permukaan bumi setiap saat, termasuk pada malam hari, dan akan berfungsi sebagai 'mata' untuk sistem serangan pendahuluan pengintaian milik Korsel," demikian pernyataan yang dirilis DAPA, dikutip dari Yonhap.
2. Semakin intensifnya Korsel meluncurkan satelit mata-mata

Seoul berencana untuk meluncurkan lima satelit mata-mata pada 2025, guna membangun jaringan satelit mata-mata militer independen untuk memantau Pyongyang dengan lebih baik.
Setelah peluncuran awal pada Desember, Korsel menempatkan satelit keduanya yang dilengkapi dengan radar bukaan sintetis (SAR) ke orbit pada April. Tiga satelit lainnya juga akan dilengkapi dengan sensor SAR yang menangkap data menggunakan gelombang mikro dan mampu mengumpulkan data terlepas dari kondisi cuaca.
Kelima satelit tersebut diharapkan dapat memberikan liputan rutin dengan interval sekitar dua jam ketika dikerahkan sepenuhnya.
3. Korut dan ambisi luar angkasanya

November tahun lalu, Pyongyang mengklaim telah berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya. Ini merujuk pada peluncuran Malligyong-1, setelah kegagalannya dua kali pada Mei dan Agustus 2023. Peluncuran itu disebut Seoul dibantu oleh Rusia sebagai imbalan atas pasokan senjata untuk perang Moskow di Ukraina, yang memicu kecaman internasional.
Tak lama setelah peluncuran tersebut, Pyongyang mengatakan satelitnya menyediakan gambar situs militer utama Amerika Serikat dan Korsel. Akan tetapi, Menteri Pertahanan Korsel Shin Won-sik mengatakan pada Februari bahwa satelit Malligyong-1 tampaknya mengorbit tanpa aktivitas.
Korut telah dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pengujian menggunakan teknologi balistik. Para analis mengatakan, ada tumpang tindih teknologi yang signifikan antara kemampuan peluncuran luar angkasa dan pengembangan rudal balistik, dilansir The Straits Times.