Peringatan Setahun Banjir Spanyol, 50 Ribu Orang Demo Desak Reformasi

- Lebih dari 50 ribu warga Kota Valencia berbondong-bondong menuju Plaza de San Agustin hingga Plaza de la Virgen, membawa foto-foto korban banjir dan spanduk bertuliskan “Justice” serta “Mazón dimisión”.
- Aksi ini menjadi bagian dari 12 aksi protes bulanan yang terus digelar sejak tragedi banjir melanda wilayah tersebut.
- Banjir dahsyat melanda wilayah timur Spanyol pada Oktober 2024 akibat curah hujan tinggi selama kurang dari 8 jam, menyebabkan sungai Turia meluap. Peringatan bahaya banjir yang telat dinilai sebagai penyebab banyak korban.
Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu orang memenuhi jalanan pusat Kota Valencia, Spanyol pada Sabtu (25/10/2025). Aksi ini dilakukan untuk memperingati satu tahun tragedi banjir besar yang menewaskan 229 orang di wilayah tersebut.
Gelombang demonstrasi juga diwarnai aksi kecaman terhadap penanganan bencana oleh pemimpin regional Carlos Mazon. Massa menuntut pertanggungjawaban atas lambatnya respons pemerintah daerah, yang dinilai menyebabkan banyaknya korban jiwa pada peristiwa banjir tahun lalu.
1. Ribuan warga turun ke jalan kecam penanganan banjir
Lebih dari 50 ribu warga Kota Valencia berbondong-bondong menuju Plaza de San Agustin hingga Plaza de la Virgen, membawa foto-foto korban banjir dan spanduk bertuliskan “Justice” serta “Mazón dimisión”. Aksi ini menjadi bagian dari 12 aksi protes bulanan yang terus digelar sejak tragedi banjir melanda wilayah tersebut.
Traktor turut mengiringi massa sebagai simbol perjuangan warga membersihkan lumpur pascabencana.
“Kami menuntut keadilan untuk para korban. Keadilan di pengadilan, di masyarakat, dan juga politik,” kata Mariló Gradolí, presiden dari Associació de Víctimes de la Dana 29 d’Octubre dalam orasinya, dilansir Euro Weekly News.
Demonstrasi juga diikuti keluarga korban yang masih berduka dan berharap pemerintah dapat memperbaiki mekanisme peringatan dini bencana.
“Pemerintah tidak tahu cara mengelola bencana alam, tidak tahu cara memberi peringatan tepat waktu, tidak tahu cara mengoordinasikan penanggulangan, dan pasti tidak bisa menangani pemulihan yang dibutuhkan Valencia,” ujar salah satu juru bicara peserta aksi.
2. Peringatan bahaya banjir yang telat dinilai sebagai penyebab banyak korban
Banjir dahsyat melanda wilayah timur Spanyol pada Oktober 2024 akibat curah hujan tinggi selama kurang dari 8 jam, menyebabkan sungai Turia meluap dan menghantam wilayah Paiporta, Catarroja, serta Horta Sud. Pemerintah regional di bawah Carlos Mazon dikritik karena baru mengirimkan peringatan bahaya ke ponsel warga pada pukul 20.11 waktu setempat, beberapa jam setelah air naik dan korban jiwa mulai berjatuhan.
“Saat peringatan dikirimkan ke ponsel, ayah saya yang berumur 80 tahun sudah tewas setelah dinding rumahnya di Catarroja roboh diterjang air,” kata Rosa Alvarez, Ketua Asosiasi Korban Banjir Valencia, dilansir Arab News.
Dia mendesak agar pemerintah lebih transparan dan belajar dari kesalahan keterlambatan komunikasi peringatan banjir. Kritik juga diarahkan kepada Mazon yang pada hari kejadian diketahui sedang makan siang bersama seorang jurnalis di restoran El Ventorro hingga pukul 18.00, dan baru hadir lebih dari dua jam setelah pertemuan darurat penanganan bencana digelar.
3. Desakan agar pemimpin regional mundur dari jabatannya
Demonstran yang memadati kantor pemerintahan regional menuntut Carlos Mazon agar segera mundur dari jabatan. Masyarakat juga melempar lumpur ke gedung pemerintah sebagai simbol kemarahan atas respons lambat saat musibah menimpa. Mereka meneriakkan slogan “Murderer!”, “While he was dining, the people were drowning,” dan “You Killed Us!” sebagai bentuk kekecewaan mendalam.
"Pemerintah regional gagal memberikan peringatan tepat waktu tentang banjir dan tidak bertindak dengan cukup cepat. Kami menuntut pengunduran diri mereka agar Valencia dipimpin orang yang mampu bertanggung jawab atas kekacauan ini," kata salah satu demonstran.
Polisi sempat terlibat bentrokan dengan massa di depan balai kota, hingga harus menggunakan pentungan untuk membubarkan kerumunan. Menurut survei harian El Pais pada awal Oktober 2025, sebanyak 71 persen warga Valencia menginginkan Mazon mundur dari jabatan pemimpin regional.


















