Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saudi: Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina

bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengatakan bahwa negaranya tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, kecuali masalah Palestina diselesaikan terlebih dahulu.

“Itulah satu-satunya cara kita mendapatkan keuntungan. Jadi, ya, karena kita membutuhkan stabilitas dan hanya stabilitas yang bisa dicapai melalui penyelesaian masalah Palestina," kata Pangeran Faisal pada Minggu (21/1/2024).

Wawancara tersebut dilakukan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia yang diadakan pekan lalu di Davos, Swiss.

“Kami siap sepenuhnya. Bukan hanya Arab Saudi, tapi negara-negara Arab, yang terlibat dalam pembicaraan tersebut. Saya berharap Israel juga melakukan hal yang sama, namun keputusan itu tergantung pada mereka," tambah dia. 

1. Fokus Saudi cegah kematian warga sipil di Gaza

Menanggapi serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah, Faisal mengatakan bahwa Saudi percaya pada kebebasan navigasi dan ingin ketegangan di wilayah tersebut berkurang.

“Kami tentu saja sangat percaya pada kebebasan navigasi. Dan itu adalah sesuatu yang perlu dilindungi. Namun kita juga perlu melindungi keamanan dan stabilitas kawasan. Jadi kami sangat fokus untuk meredakan situasi sebisa mungkin,” katanya kepada CNN.

Ia menambahkan, meredakan konflik di Gaza dan mencegah kematian warga sipil lebih lanjut merupakan fokus utama Arab Saudi.

“Apa yang kami lihat adalah Israel menghancurkan Gaza, penduduk sipil di Gaza. Ini sama sekali tidak perlu, sama sekali tidak bisa diterima dan harus dihentikan."

2. Saudi dan Israel isyaratkan normalisasi hubungan sebelum perang di Gaza pecah

Sebelum konflik Gaza pecah pada Oktober, pemimpin Israel dan Saudi telah memberikan isyarat bahwa mereka terus bergerak menuju pembentukan hubungan diplomatik. Rencana ini didukung oleh Amerika Serikat (AS).

Kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi akan menjadi hadiah utama bagi Israel, setelah negara itu sebelumnya berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Maroko.

Arab Saudi, rumah bagi situs suci agama Islam, memiliki pengaruh keagamaan yang besar di seluruh dunia. Normalisasi hubungan antara kedua negara itu akan berpotensi mengubah geopolitik Timur Tengah. 

3. Korban tewas di Gaza mencapai lebih dari 25 ribu orang

Israel mulai melancarkan operasi militer untuk melenyapkan Hamas, setelah kelompok tersebut menyerbu wilayah Israel selatan pada 7 Oktober. Menurut laporan Tel Aviv, 1.200 orang tewas dan 253 lainnya disandera oleh Hamas dalam kejadian itu.

Dilansir Reuters, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan korban tewas akibat serangan Israel di wilayah tersebut telah mencapai 25.105 orang, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, 62.681 orang juga dilaporkan terluka.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Minggu mengecam Israel dan menyebut kematian warga sipil di Gaza sangat memilukan.

“Operasi militer Israel telah menyebarkan kehancuran massal dan membunuh warga sipil dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat Sekretaris Jenderal,” kata Guterres.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us