Sebut Putin Gila, Trump Dinilai Terlalu Emosional

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terlalu emosional. Moskow pun akan melihat reaksi dari berbagai pihak.
"Tentu saja, ini adalah momen yang perlu dipertanggungjawabkan berkaitan dengan negosiasi perdamaian. Ini juga berkaitan dengan emosi berlebihan dari semua pihak. Kami memantau reaksi dari berbagai pihak," terang Peskov pada Senin (26/5/2025), dikutip dari Tass.
Rusia menghargai upaya AS untuk mencapai perdamaian dengan Ukraina. Ia menyebut bahwa terdapat pencapaian besar dalam upaya negosiasi perdamaian yang dicetuskan AS.
1. Rusia sedang rumuskan proposal perdamaian
Pada saat yang sama, Peskov menyebut bahwa sudah ada langkah serius yang dilakukan Rusia untuk merencanakan perdamaian di Ukraina. Moskow saat ini sedang menyiapkan proposal perdamaian di Ukraina.
"Draf proposal memorandum dari Rusia masih belum diselesaikan. Kami masih melanjutkan pekerjaan ini. Ini adalah dokumen proposal serius dan membutuhkan pengecekan secara hati-hati dan persiapan panjang," ungkapnya, dilansir The Moscow Times.
Peskov menepis tudingan dari Ukraina dan Uni Eropa (UE) bahwa Rusia berniat untuk memperlama proses perdamaian dan ingin melanjutkan peperangan di Ukraina.
Ia menyebut bahwa Rusia sudah berupaya keras melanjutkan negosiasi damai dengan Ukraina. Moskow juga mengikuti seluruh persetujuan dalam negosiasi di Istanbul.
2. Trump sebut Putin sudah gila karena membunuh orang tanpa sebab

Sehari sebelumnya, Trump mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar gila karena membunuh banyak orang tanpa sebab dan desakan.
"Putin sudah sangat gila. Dia membunuh banyak orang tanpa sebab dan saya tidak hanya mengatakan tentang tentara. Misil dan drone sudah ditembakkan ke kota-kota di Ukraina tanpa sebab apapun," terang Trump, dikutip Politico.
Ia mengungkapkan bahwa Putin memang berniat merebut seluruh teritori Ukraina. Trump mengancam akan ada konsekuensi besar yang bisa berbuntut pada kejatuhan Rusia.
Pada akhir pekan kemarin, Rusia sudah melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina. Serangan itu menyasar 30 kota dan desa di seluruh Ukraina hingga membunuh 12 orang, termasuk 3 anak-anak.
3. Macron sebut Trump sadar kalau Putin berbohong

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan bahwa Trump akhirnya sadar bahwa Putin telah menipunya terkait kesiapan dalam perdamaian di Ukraina.
"Saya pikir Presiden Trump menyadari bahwa ketika Putin bilang siap untuk berdamai, ia sebenarnya telah menipunya. Apa yang terjadi di Ukraina tidak dapat diterima begitu saja dan benar-benar serius. Anda tidak dapat mengatakan siap berbicara dan kemudian melakukan pemboman," ujarnya, dilansir The Kyiv Independent.
Militer Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan sebanyak sembilan misil Kh-101 dari pesawat pembom Tu-95MS. Selain itu, dilaporkan ada 355 drone Shahed yang diluncurkan pada Senin malam.