Serang Lebanon Selatan, Israel Langgar Gencatan Senjata, Lagi

- Israel melakukan delapan pelanggaran terhadap gencatan senjata dengan Lebanon pada 27 Desember 2024, termasuk serangan udara dan meriam di beberapa kota.
- Lebanon melaporkan setidaknya 32 orang tewas dan 38 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak gencatan senjata berlaku pada bulan lalu.
- Israel menggunakan fosfor putih di wilayah selatan Lebanon untuk menciptakan zona merah 'dilarang masuk', yang menurut klaim para ahli bertujuan membuat tanah itu tidak dapat dihuni.
Jakarta, IDN Times - Israel melakukan delapan pelanggaran tambahan terhadap gencatan senjata dengan Lebanon pada Jumat (27/12/2024). Kantor berita pemerintah Lebanon NNA mengatakan bahwa artileri Israel menggempur dua kali kota Aita al-Shaab di Lebanon selaton pada hari itu. Namun, pihaknya tidak memberikan rincian mengenai korban yang terluka.
Anadolu Agency mencatat, total 319 pelanggaran sejak gencatan senjata mulai diberlakukan pada 27 November, yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Prancis.
1. Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga meledakkan beberapa rumah di kota Yaroun dan Naqoura. Sementara, pesawat tempur melancarakan serangan udara yang menargetkan tiga lokasi di hutan Qousaya di Lebanon timur. Jet tempur Israel juga terbang rendah di distrik Zahla timur.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, setidaknya 32 orang tewas dan 38 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak gencatan senjata berlaku pada bulan lalu.
Berdasarkan ketentuan perjanjian, Israel diharuskan menarik mundur pasukannya di belakang Garis Biru, perbatasan de facto, dalam waktu 60 hari sejak gencatan senjata mulai diberlakukan. Sebab, tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan, tanpa ada kelompok bersenjata lain yang diizinkan beroperasi di wilayah tersebut.
2. Israel menggunakan fosfor putih dalam perangnya di Lebanon selatan
Israel telah secara intensif menggunakan fosfor putih di wilayah selatan Lebanon. Ini sesuai dengan zona yang ditandai oleh tentaranya sebagai zona merah 'dilarang masuk' pada peta yang dibagikan kepada warga Lebanon. Pihaknya memperingatkan warga untuk tidak kembali ke rumah mereka di sana.
Al Jazeera melaporkan klaim para ahli bahwa Israel mencoba membuat tanah itu tidak dapat dihuni melalui taktik. Ini termasuk penggunaan fosfor putih.
Menurut data yang dikumpulkan oleh peneliti di Lebanon, Ahmad Baydoun, dan kelompok aktivis lingkungan Green Southerners, lebih dari 918 hektar telah terkena 191 serangan menggunakan amunisi tersebut sejak 8 Oktober tahun lalu.
Tel Aviv mengklaim menggunakan amunisi fosfor putih untuk menciptakan kedok di medan perang. Namun, Human Rights Watch menemukan setidaknya lima kasus hingga Juni 2024, di mana Israel telah menyebarkannya di wilayah pemukiman penduduk, bukan di medan perang. Ini terjadi tidak hanya di Lebanon, tapi juga di Gaza, yang mana tindakan itu melanggar hukum humaniter internasional.
Fosfor putih merupakan bahan kimia pembakar yang menyala saat bersentuhan dengan udara dan dapat menyebabkan luka bakar serius pada orang atau bangunan yang bersentuhan dengannya. Menghirup asap fosfor putih dapat menyebabkan cedera pernapasan dan sesak napas. Bahan kimia tersebut dapat menimbulkan luka bakar tingkat dua dan tiga pada kulit.
3. Serangan Israel di Lebanon telah menewaskan 4.063 orang sejak 8 Oktober 2023
Dilansir BBC, Israel menginvasi Lebanon selatan pada awal Oktober tahun ini, setelah IDF mengintensifkan aksi militer terhadap kelompok Hizbullah.
Israel dan Hizbullah di Lebanon telah saling serang sejak 8 Oktober 2023, yang terjadi sehari setelah serangan Hamas di wilayah Israel selatan. Hizbullah mengatakan pihaknya bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina setelah Israel menanggapi serangan Hamas dengan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza. Serangan Israel tersebut telah membunuh lebih dari 45 ribu warga Palestina.
Data dari otoritas kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel ke Lebanon yang dimulai pada Oktober tahun lalu, setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk wanita, anak-anak, dan pekerja kesehatan. Sementara, 16.663 lainnya mengalami luka-luka.