Houthi Akan Terus Serang Israel!

Jakarta, IDN Times – Kelompok Houthi di Yaman menyatakan akan terus menyerang Israel di tengah serangan udara Israel ke wilayah mereka semakin intensif. Ketegangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik yang dipicu perang antara Israel dan Hamas sejak Oktober 2023.
Menurut Mohammed al-Bukhaiti, pejabat politik Houthi, serangan ke Israel dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
“Kami berkomitmen melanjutkan operasi militer hingga kejahatan genosida dan pengepungan di Gaza dihentikan,” katanya dalam wawancara dengan BBC, Jumat (27/12/2024).
1. Israel serang Sana'a dan pelabuhan di Yaman

Pada Kamis (26/12/2024), jet tempur Israel melancarkan serangan ke bandara internasional di Sana’a, ibu kota Yaman. Serangan juga menghantam pelabuhan dan stasiun pembangkit listrik di pesisir Laut Merah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 20 lainnya.
Israel menyebut serangan ini sebagai respons atas peluncuran rudal balistik dan drone yang dilakukan Houthi. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa aksi militer terhadap kelompok Houthi baru saja dimulai.
“Kami akan terus memotong tangan teroris ini hingga misi kami selesai,” katanya.
Selain itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa negaranya akan memburu seluruh pemimpin Houthi, seperti yang dilakukan terhadap Hamas dan Hizbollah.
“Siapa pun yang menyakiti Israel akan kami serang,” tegas Katz.
2. Houthi klaim serang bandara Ben Gurion dan Tel Aviv

Pada hari yang sama, Houthi mengklaim meluncurkan rudal ke Bandara Ben Gurion di Israel serta drone ke Tel Aviv. Rudal itu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel sebelum mencapai wilayah udara Israel. Tidak ada laporan terkait keberadaan drone di Tel Aviv.
Serangan ini merupakan aksi balasan atas serangan udara Israel di Yaman. Houthi menyatakan bahwa tindakan Israel hanya akan memperkuat tekad rakyat Yaman untuk mendukung Palestina.
Komandan Angkatan Udara Israel, Tomer Bar, mengatakan bahwa negaranya baru menggunakan sebagian kecil kekuatan militer untuk menghadapi Houthi.
“Kami mampu melakukan jauh lebih banyak,” ungkapnya, dilansir dari The Guardian.
3. Eskalasi konflik picu kekhawatiran internasional
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres prihatin terhadap eskalasi konflik ini. Ia menyebut serangan terhadap bandara dan pelabuhan di Yaman sebagai ancaman serius terhadap operasi kemanusiaan di negara tersebut.
“Kami meminta semua pihak menahan diri dan menghentikan aksi militer,” ujar juru bicara PBB, Stéphanie Tremblay.
Insiden di bandara Sana’a juga berdampak pada delegasi PBB yang dipimpin oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Tedros dan timnya terjebak dalam serangan ketika hendak meninggalkan Yaman. Salah satu kru pesawat yang ditumpangi Tedros mengalami luka dan harus menjalani operasi sebelum dievakuasi ke Yordania.
4. Konflik yang terus meluas
Hingga kini, Israel telah melakukan empat serangan udara ke Yaman sebagai balasan atas 400 rudal dan drone yang diluncurkan dari Yaman, sebagian besar berhasil dicegat.
Tidak hanya Israel, Amerika Serikat dan Inggris juga melancarkan serangan udara di Yaman sebagai respons atas serangan Houthi terhadap kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden.
Meski demikian, Houthi mengklaim tidak membutuhkan dukungan Iran dalam konflik ini.
“Kami memiliki kemampuan yang cukup, baik secara militer, ekonomi, maupun dukungan rakyat, untuk melanjutkan pertempuran ini, bahkan jika kami sendirian,” kata al-Bukhaiti.