Serangan Teror Mobil di Jerman, 2 Tewas Termasuk Korban Anak

- Serangan teror di Pasar Natal Magdeburg, Jerman, menewaskan 2 orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak.
- Pelaku teroris adalah seorang dokter Arab Saudi yang tinggal di Jerman sejak 2006, bekerja sendirian dalam aksinya.
- Tak ada motif pasti dari serangan ini, pelaku kritik Islam di media sosial dan ditangkap polisi setelah menabrak kerumunan orang.
Jakarta, IDN Times - Serangan teror terjadi di Pasar Natal kawasan Magdeburg, Jerman, Jumat malam waktu setempat (20/12/2024). Akibat serangan ini, ada dua korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Salah satu korban merupakan anak-anak dan sisanya orang dewasa. Kemudian, 68 lainnya mengalami cedera, dengan 15 di antaranya cukup parah.
1. Pelaku seorang dokter asal Arab Saudi
Aksi teror ini dilakukan oleh pria berusia 50 tahun asal Arab Saudi yang tinggal di Jerman sejak 2006 silam. Pelaku ternyata juga bekerja sebagai dokter.
Dari investigasi awal, dilansir BBC, penyerang bekerja sendiri. Dia juga tak tahu ada yang meninggal dari aksinya, dan berapa jumlah korban jiwa.
Kemudian, hingga kini motifnya belum diketahui secara pasti. Tak ada hubungan pelaku dengan aksi ekstremis atau jaringan teroris tertentu. Pelaku bahkan sempat melayangkan kritik terhadap Islam di media sosialnya.
2. Mobilnya kencang menabrak kerumunan
Dari tayangan video yang beredar melalui media sosial, terlihat mobil pelaku menabrak kerumunan orang di Pasar Natal. Kecepatannya begitu tinggi, hingga tak ada waktu yang cukup bagi korban menghindar.
Polisi langsung bereaksi menangkap pelaku. Dia ditodong pistol oleh sejumlah polisi dan langsung menyerahkan dirinya.
3. Pasar Magdeburg sementara ditutup
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, melayangkan rasa dukanya terhadap para korban. Insiden tersebut menjadi sebuah tragedi memilukan buat Jerman di malam Natal 2024. Sementara ini, pasar di Magdeburg ditutup usai insiden.
"Duka mendalam untuk para korban. Kami berada di sisi penduduk Magdeburg dan menyiapkan segala macam layanan darurat di masa sulit ini," ujar Scholz dalam pernyataannya.