Stasiun TV Ukraina Diretas, Tampilkan Zelenskyy ingin Menyerah

Jakarta, IDN Times - Saluran televisi Ukraina 24 pada Rabu (16/3/2022) disebut telah diretas. Pasalnya, dalam video tersebut menunjukkan Presiden Volodymyr Zelenskyy meminta pasukannya untuk menyerah dan memberikan seluruh persenjataan kepada pasukan Rusia.
Bertepatan dengan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, kelompok peretas juga sudah menargetkan beberapa media massa di Rusia. Bahkan, terdapat sejumlah serangan siber yang dialami laman agensi Pemerintah Rusia dan Ukraina.
1. Kabar palsu menyebar lewat tulisan di saluran berita di Ukraina
Serangan ini diketahui berdasarkan tulisan yang ditampilkan dalam siaran langsung di saluran televisi Ukraina 24 bahwa Presiden Zelenskyy justru meminta pasukan dan warganya untuk menyerah kepada Rusia.
"Saya menyerukan kepada kalian semua untuk menurunkan senjata dan kembali kepada keluarga kalian. Kalian tidak seharusnya tewas dalam peperangan ini. Saya menyerukan kalian untuk menjalani hidup seperti sedia kala dan saya akan melakukan tindakan yang sama."
Menanggapi munculnya tulisan yang menyesatkan itu, pihak saluran televisi lokal Ukraina 24 merilis pernyataan bahwa kesalahan itu terjadi akibat adanya hacker yang telah meretas sistem miliknya, dilansir dari RT.
2. Zelenskyy menolak jika menyuruh pasukannya untuk menyerah
Dilaporkan Newsweek, Presiden Zelenskyy juga menolak pernyataan yang dimuat di Ukraina 24 yang menyebut bila ia dan negaranya menyerah kepada Rusia. Ia juga menyebut bila Ukraina 24 hanya menjadi korban dari kelompok peretas.
Melalui channel YouTube miliknya, Zelenskyy juga memberikan klarifikasi lewat sebuah video terkait pernyataan yang dimuat di Ukraina 24. Bahkan, ia menyebut ini merupakan tindakan kekanak-kanakan.
"Ini adalah bentuk provokasi kenanak-kanakan terkait persetujuan untuk menyerahkan senjata kami. Saya bisa berkata jika satu-satunya orang yang akan saya minta untuk menyerahkan senjatanya adalah tentara Rusia" tutur Zelenskyy.
"Kami sedang mempertahankan tanah air, anak-anak, dan keluarga kami, sehingga kami tidak memiliki rencana untuk menyerahkan semua senjata sampai kami mencapai kemenangan" tambahnya.
3. Meta sudah menghapus berita palsu di Ukraina
Perusahaan teknologi Meta juga memberikan klarifikasi bahwa pihaknya sudah menghapus seluruh video sesat yang beredar di platformnya. Menurut Kepala Kebijakan Keamanan Meta, Nathaniel Gleicher menjelaskan jika perusahaan dengan cepat sudah menghapus konten yang dapat menyesatkan itu.
Kendati demikian, menurut Digital Forensic Lab (DFRLab) menyebut video menyesatkan itu sudah tersebar luas di sosial media Rusia, VKontakte. Bahkan, berdasarkanya observasi DFRLab, saluran Telegram juga sudah menyebarkan berita bohong yang menyebutkan Zelenskyy menyerah kepada Rusia itu, dikutip dari Techcrunch.
Pada awal Maret lalu, Pusat Komunikasi Strategis Ukraina sudah memperingatkan jika Rusia kemungkinan akan mengirimkan video yang dapat merubah persepsi warga terkait invasi itu. Organisasi itu juga sudah berupaya mencegah adanya warga untuk memercayai berita tersebut.
"Membayangkan Volodymyr Zelensky menyatakan pernyataan menyerah kepada Rusia di televisi. Kamu melihat dan mendengarkannya, ini memang benar. Namun, ini bukanlah yang sebenarnya. Hati-hati, ini adalah berita palsu."