Sukses Digunakan di Ukraina, Drone Turki Bakal Dibeli Bangladesh

Jakarta, IDN Times – Bangladesh dikabarkan membeli drone tempur Bayraktar TB2 dari Turki, menurut surat kabar harian Bangladesh Prothom Alo. Pembelian itu dilakukan usai TB2 sukses digunakan di Ukraina secara efektif.
Pada Selasa (2/8/2022), Dhaka menandatangani perjanjian dengan produsen untuk pembelian drone itu, mengutip duta besar Turki untuk Bangladesh, Mustafa Osman Turan.
“Saya tidak dalam posisi untuk memberikan rincian, tetapi saya dapat mengonfirmasi bahwa ada kerja sama antara Bangladesh dan Turki mengenai drone,” kata Turan, dilansir Middle East Eye.
1. Turki telah menjadi pemasok alutsista Bangladesh

Dikutip dari The Defense Post, Turan sebelumnya mengatakan bahwa drone Turki telah bersandar internasional dan Bangladesh tengah mempertimbangkan senjata modern seperti itu untuk kebutuhan angkatan bersenjata.
Kedua negara juga telah memiliki kesepakatan kerja sama pertahanan sejak 1981, dan Turki telah menjadi pemasok Bangladesh untuk kendaraan lapis baja ringan, peluru artileri, dan sistem roket multipeluncuran.
2. TB2 memiliki rekam jejak yang efektif

TB2 memiliki rekam jejak keberhasilan yang terbukti dalam konflik di Libya, Suriah, dan Nagorno-Karabakh. Jenis drone ini juga telah digunakan secara aktif oleh Ukraina dalam melawan invasi Rusia.
Drone TB2 digunakan oleh Ukraina untuk menghantam dua depot minyak di dalam wilayah Rusia pada bulan April, mengambil perang di belakang garis depan dan mempermalukan pertahanan udara Rusia.
3. Produsen TB2 akan didirikan di Rusia

Baykar, produsen drone tersebut, dilaporkan telah mendirikan fasilitas produksi di Uni Emirat Arab (UEA) dan Presiden Vladimir Putin ingin mendirikan fasilitas serupa di Rusia.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada rekan-rekannya di pertemuan puncak partai pada Senin bahwa Putin telah mendekatinya selama pertemuan baru-baru ini di Teheran untuk menyarankan kesepakatan dengan Baykar untuk memproduksi drone penyerangnya.
Seorang juru bicara Baykar membantah bahwa perusahaan tersebut telah mendirikan pabrik di UEA dan menolak mengomentari terkait permintaan Rusia. Namun, seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Baykar memang sedang dalam proses membangun jalur produksi di UEA.