Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taiwan Berikan Ucapan Selamat Tahun Baru Cina ke Tiongkok

Diplomat Taiwan sedang mengambil sumpah. twitter.com/iingwen

Taipei, IDN Times - Presiden Republik Taiwan, Tsai Ing-wen, pada hari Selasa (09/02), memberikan ucapan selamat Tahun Baru Cina atau Imlek kepada ancaman terbesar negaranya, yaitu Republik Rakyat Tiongkok. 

Ucapan itu disampaikan Presiden Tsai dalam pidato tahunannya yang akan menyambut Tahun Baru Cina atau datangnya musim semi, terutama ketika hubungan Taiwan dan Tiongkok sedang memasuki kondisi yang sangat tidak stabil, seperti yang dilansir dari Reuters

1. Pengendalian COVID-19 dan komitmen penolakan tekanan Tiongkok menjadi misi utama Taiwan

Presiden Tsai Ing-wen. twitter.com/iingwen
Presiden Tsai Ing-wen. twitter.com/iingwen

Selain memberikan ucapan selamat Tahun Baru Cina kepada masyarakatnya dan Pemerintah Tiongkok, Presiden Tsai Ing-wen juga menyampaikan beberapa hal lainnya. Dikutip dari Reuters, Tsai berharap penyebaran COVID-19 di kedua negara, Taiwan dan Tiongkok, dapat dikendalikan sepenuhnya sehingga setiap masyarakat dapat menikmati kehidupan normalnya kembali, dan ia juga menegaskan jika Negara Taiwan tidak akan pernah takluk ataupun tunduk dalam tekanan Tiongkok.

Penegasan sikap Republik Taiwan oleh Presiden Tsai tersebut bukanlah yang pertama kali sebab perselisihan antara Taiwan dan Tiongkok tidak pernah surut di masa kepemimpinannya. Ketegangan hubungan dua negara bersaudara ini sempat mencapai puncaknya pada bulan Januari 2021 ketika Angkatan Udara Tiongkok melancarkan misi penerbangan dalam jumlah besar yang secara sengaja melewati dan melanggar zona indentifikasi pertahanan udara milik Taiwan. 

2. Tsai Ing-wen kejar "dialog bermakna" dengan Tiongkok

Presiden Republik Tiongkok (Taiwan), Tsai Ing-wen. twitter.com/iingwen
Presiden Republik Tiongkok (Taiwan), Tsai Ing-wen. twitter.com/iingwen

Meskipun Presiden Tsai Ing-wen menjamin keteguhan penuh Taiwan yang tidak akan pernah tunduk terhadap Tiongkok, ternyata dirinya juga masih memberikan satu kelonggaran demi memulihkan keadaan. Menurut Tsai, Taiwan dan Tiongkok hanya dapat saling mengerti satu sama lain apabila keduanya mengejar proses "dialog bermakna" ketimbang menggunakan aksi militer sebagai instrumen utama, dilansir dari Taipei Times

Taipei sendiri menyatakan jika negaranya sangat siap untuk melaksanakan dialog bilateral bersama Beijing guna mengurangi intensitas yang terjadi di Selat Taiwan. Namun, pelaksanaan dialog yang diharapkan itu terlihat tidak memungkinkan karena hubungan Taiwan-AS yang semakin erat dimana hal itu menerima penolakan serta pengutukan penuh dari Pemerintah Tiongkok. 

3. Cikal bakal perselisihan modern dua negara bersaudara

Artileri Taiwan dalam Latihan Militer "Han Kuang", pada 15 Juli 2020. twitter.com/iingwen

Sama layaknya hubungan negara yang bersaudara seperti Korut dan Korsel, kondisi relasi yang dimiliki Tiongkok dan Taiwan sangatlah tidak menentu. Dilaporkan Taipei Times, perselisihan modern yang memanas dipicu setelah penolakan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, di tahun 2016 sampai saat ini untuk menerima "Konsensus 1992" yang secara eksplisit menyebutkan jika di antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Taiwan hanya terdapat satu Tiongkok.

Interpretasi "satu Tiongkok" yang dinilai Tsai dapat dipahami sangat berbeda oleh Taiwan maupun Tiongkok membuatnya menolak pemahanan tersebut. Penolakan ini menjadi cikal bakal perselisihan modern yang dialami dua negara bersaudara itu setelah kemenangan Partai Komunis Tiongkok dalam Perang Saudara Tiongkok di tahun 1949. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Karl Gading S.
EditorKarl Gading S.
Follow Us