Tangkal Korut, Korea Selatan Bangun Iron Dome Senilai Rp37,5 Triliun

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan menyetujui rencana untuk mengembangkan sistem intersepsi artileri, mirip seperti Iron Dome Israel, senilai 2,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp37,5 triliun.
Berdasarkan keterangan Badan Akuisisi Pertahanan, sebagaimana dikutip dari The Straits Times, sistem pertahanan itu dibangun untuk melindungi Negeri Ginseng dari senjata dan roket jarak jauh Korea Utara.
1. Seoul masih berada dalam jangkauan rudal Korea Utara

Salah satu pertimbangan di balik pengembangan Iron Dome adalah Seoul masih berada dalam jangkauan senjata jarak jauh dan roket Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan itu dihuni oleh hampir setengah dari total populasi yang berjumlah 52 juta orang.
Rencana ini sebenarnya telah dibicarakan oleh pemerintah sejak akhir tahun lalu, ketika otoritas keamanan melalui cetak biru pertahanan mengusulkan kubah besi bergaya Korea.
2. Iron Dome diperkirakan siap beroperasi pada 2035

Pada Senin (28/6/2021), komite yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Suh Wook menyetujui proyek pengembangan Iron Dome, yang tergabung dalam proyek pertahanan senilai 3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp49,1 triliun.
Iron Dome ditargetkan siap beroperasi pada 2035.
“Melalui proyek ini, diharapkan kemampuan untuk merespons ancaman artileri jarak jauh musuh akan diperkuat, serta mengamankan teknologi dalam negeri, dan menciptakan lapangan kerja dalam negeri,” kata Suh Wook.
3. Kapasitas rudal Korea Utara terus berkembang

Kementerian Pertahanan Nasional mengatakan, saat ini Korea Selatan hanya memiliki sistem pertahanan rudal Patriot dan Thaad yang dirancang untuk rudal balistik jarak pendek. Di sisi lain, kemampuan rudal Korea Utara terus mengalami peningkatan, terkhusus roket jarak jauhnya.
Pyongyang tidak mengomentari pengerahan militer Seoul, tetapi para ahli percaya sebagian besar dari 13.600 senjata dan peluncur roket Korea Utara ditempatkan di dekat perbatasan, sekitar 40 km dari Seoul.