Tidak Ada yang Bisa Dilakukan untuk Lindungi Pekerja Bantuan di Gaza

Jakarta, IDN Times - Kelompok bantuan internasional pada Kamis (4/4/2024) mengatakan, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk melindungi staf mereka di Jalur Gaza, dan keamanan pekerja bantuan bergantung pada Israel.
Kemarahan global terhadap krisis kemanusiaan di Gaza semakin meningkat pasca-serangan udara Israel yang menewaskan tujuh pekerja badan amal pangan World Central Kitchen (WCK) pada Senin (1/4/2024) malam.
Israel menyebut insiden itu disebabkan oleh kesalahan identifikasi pada konvoi WCK. Namun, koki selebriti sekaligus pendiri WCK, Jose Andres, mengatakan kepada Reuters bahwa Israel telah menargetkan pekerja bantuannya secara sistematis, mobil demi mobil.
Menurut PBB, sedikitnya 196 pekerja kemanusiaan telah tewas di Gaza semenjak meletusnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.
1. Kelompok bantuan selalu bagikan lokasi dan rencana pergerakan mereka dengan militer Israel
Meski beberapa kelompok bantuan telah menangguhkan operasinya usai serangan terhadap konvoi WCK, namun belum ada yang berencana mundur dari Gaza.
“Setiap hari kami terpaksa memutuskan apakah akan menghentikan operasi atau melanjutkan operasi, dan sering kali keputusannya adalah menunda karena kami tidak memiliki kondisi keamanan yang tepat,” kata Scott Paul, direktur asosiasi untuk perdamaian dan keamanan di Oxfam America.
Kelompok bantuan PBB dan internasional yang beroperasi di Gaza mengatakan, mereka membagikan lokasi dan rencana pergerakan mereka dengan pihak berwenang Israel, dan melakukan kontak setiap harinya.
“Salah satu hal yang mungkin akan memperbaiki sistem ini adalah kita memiliki kemampuan untuk melakukan lebih banyak kontak langsung dengan militer dibandingkan melalui sejumlah lapisan koordinasi militer-sipil seperti yang terjadi sekarang,” ungkap juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Kamis.
Kementerian Pertahanan Israel pada Selasa (2/4/2024) mengatakan, pihaknya akan berupaya meningkatkan koordinasi, termasuk dengan membuka ruang koordinasi operasional bersama antara komando militer Israel di selatan dan organisasi bantuan internasional.
2. Israel luncurkan lebih dari 300 serangan terhadap fasilitas UNRWA
Louise Bichet, kepala departemen Timur Tengah untuk Dokter Dunia, mengatakan bahwa kantor organisasinya di Gaza telah hancur sebagian, meskipun mereka telah membagikan koordinat GPS mereka dengan tentara Israel.
“Ini menunjukkan kegagalan proses dekonfliksi dan menimbulkan pertanyaan serius (tentang) pemahaman dan penghormatan terhadap HHI (hukum kemanusiaan internasional) oleh negara Israel,” tambahnya.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina PBB (UNRWA), yang disebut sebagai tulang punggung respons kemanusiaan di Gaza, mengatakan bahwa lebih dari 300 serangan terjadi di fasilitas mereka dan 177 staf tewas. Beberapa konvoi bantuan ke Gaza utara juga menjadi sasaran, meskipun mereka telah melakukan koordinasi secara rinci dengan militer Israel.
Isabelle Defourny, presiden Dokter Tanpa Batas (MSF) Perancis, mengungkapkan bahwa dia tidak dapat memikirkan cara memperbaiki sistem koordinasi kemanusiaan ketika tidak adanya proporsionalitas dalam cara Israel melakukan perang.
“Mereka tahu di mana kami berada, apa yang kami lakukan, di mana kami akan bekerja. Meskipun demikian ada insiden keamanan." katanya.
3. Dukungan AS terhadap Israel menentukan nasib pekerja kemanusiaan
Dalam percakapaan telepon pada Kamis, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa dukungan AS di masa depan terhadap perang Israel di Gaza bergantung pada penerapan langkah-langkah baru untuk melindungi warga sipil dan pekerja bantuan.
"Biden menjelaskan perlunya Israel mengumumkan dan menerapkan serangkaian langkah spesifik, konkret, dan terukur untuk mengatasi kerugian sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan pekerja bantuan," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, dari dikutip Asscociated Press.
"Biden menjelaskan bahwa kebijakan AS sehubungan dengan Gaza akan ditentukan oleh penilaian kami terhadap tindakan segera Israel terhadap langkah-langkah ini," tambahnya.
Washington tidak merincikan apa yang bisa berubah tentang kebijakan AS, namun hal itu bisa mencakup perubahan kebijakan penjualan senjata ke Israel dan dukungan diplomatik AS.
Kantor Netanyahu pada Jumat (5/4/2024) mengatakan, kabinet keamanannya telah menyetujui serangkaian langkah segera untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk pembukaan kembali jalur penyeberangan utama yang hancur dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.