Tolak Bicara Robohnya Atap Stasiun, Parlemen Serbia Adu Jotos

Jakarta, IDN Times - Anggota parlemen Serbia terlibat adu jotos terkait peristiwa robohnya atap stasiun di Novi Sad pada Senin (25/11/2025). Anggota dari partai oposisi menolak sikap partai koalisi yang tidak mau membahas insiden yang merenggut 15 korban jiwa itu.
Dalam beberapa pekan terakhir, Serbia masih diliputi duka menyusul robohnya atap stasiun Novi Sad. Bahkan, ribuan warga sudah menuntut pemerintah bertindak dan menangkap orang yang bertanggung jawab dalam insiden tersebut.
1. Oposisi kecewa pembatalan pemungutan suara mosi tidak percaya
Perkelahian awalnya hanyalah hinaan dari anggota partai oposisi yang kecewa atas keputusan parlemen yang menolak pengadaan pemungutan suara mosi tidak percaya. Tak lama, adu kata-kata berubah menjadia adu jotos di atas panggung.
Melansir Balkan Insight, anggota oposisi juga membawa spanduk yang mereferensikan pada mantan partai penguasa di Serbia, Partai Demokratik. Mereka pun menuding koalisi pemerintahan ikut bertanggung jawab atas insiden robohnya atap stasiun itu.
Setelah jeda imbas perkelahian, Juru Bicara Parlemen Serbia, Ana Brnabic akhirnya melanjutkan sesi rapat di parlemen. Namun, anggota oposisi kembali mendekatinya dan menyuarakan protes di dalam gedung.
"Ini apa yang dikatakan sebagai kebebasan berpendapat di dalam interpretasi mereka. Ini adalah Serbia yang mereka inginkan, jika mereka berada dalam kursi kekuasaan. Mereka justru membuat Serbia berhenti berprogres," tutur Brnabic.
2. Menteri Transportasi Serbia ditangkap imbas insiden stasiun
Pekan lalu, mantan Menteri Konstruksi, Transportasi, dan Infrastruktur Serbia Goran Vesic dan 10 orang lainnya sudah ditangkap serta diinterogasi atas robohnya atap stasiun Novi Sad pada 1 November 2024.
Menanggapi proses tersebut, Vesic mengatakan bahwa dirinya tidak ditangkap seperti yang dikabarkan, tetapi secara sukarela merespons panggilan polisi. Ia pun mengatakan, dirinya siap mendukung investigasi penuh dari kecelakaan di Novi Sad tersebut.
Ia diketahui sudah mengundurkan diri dari jabatannya pada 4 November dengan alasan memiliki beban moral.
"Saya tidak menerima kesalahan atas insiden yang menewaskan belasan orang ini karena bukan saya atau orang-orang yang bekerja dengan saya yang sebenarnya bertanggung jawab atas tragei ini. Saya yakin investigasi ini akan menunjukkan hasil yang sama," terangnya.
3. Mendagri klaim penangkapan terduga pelaku imbas tekanan publik
Menteri Dalam Negeri Serbia, Ivica Dacic, mengungkapkan bahwa dia tidak yakin apakah persekusi 13 orang atas kolapsnya atap stasiun kereta api ini karena mereka bertanggung jawab. Ia mengklaim penangkapan ini karena tekanan dari publik.
"Mengenai 13 individu yang ditangkap ini dan investigasi yang dilakukan oleh otoritas. Salah satu dari belasan orang tersebut tidak merespons karena sedang berada di luar negeri," tuturnya, dikutip N1.
Sementara itu, publik dan oposisi Serbia terus mendesak Perdana Menteri Serbia Milos Vucevic mundur dari jabatannya. Mantan Wali Kota, Novi Sad, itu dituding ikut bertanggung atas insiden robohnya atap kanopi stasiun meskipun baru direnovasi.
Tensi politik di Serbia terus memanas dalam beberapa bulan terakhir. Negara Balkan itu diklaim tidak mengikuti arahan Uni Eropa dan berupaya mendekatkan diri dengan Rusia meski ingin menjadi anggota blok Eropa.