Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serbia Berniat Gabung Uni Eropa dan BRICS

bendera Serbia (unsplash.com/thestefankostic)
bendera Serbia (unsplash.com/thestefankostic)

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri (PM) Serbia Aleksandar Vulin, pada Jumat (25/10/2024), mengungkapkan bahwa opsi bergabung dengan BRICS dan Uni Eropa (UE) cukup realistis. Ia pun menyerukan rencana referendum untuk melihat bagaimana respons masyarakat Serbia. 

Pekan lalu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic sudah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Vucic pun menyatakan tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia, tapi ia juga berkomitmen melanjutkan proses aksesi UE. 

1. Klaim BRICS cukup populer di mata warga Serbia

Vulin mengatakan bahwa Serbia saat ini sedang mengkaji terkait proses dan potensi untuk menjadi anggota BRICS. Ia mengklaim organisasi tersebut cukup populer di mata warga Serbia belakangan ini. 

"Bergabung dalam BRICS sepertinya adalah kesempatan bagi kami karena hingga sekarang kesempatan yang ada hanya UE. Sekarang BRICS menjadi alternatif bagi kami dan yang paling realistis. Saya yakin dalam 2-3 tahun, kami harus menentukan kami ingin bergabung ke UE atau BRICS," terangnya, dikutip Tass

Ia menambahkan, BRICS dalam 2-3 tahun ke depan akan menjadi organisasi yang lebih terkoordinasi dengan institusi dan mekanisme politik yang pantas. Vulin mengungkapkan, Serbia belum menentukan apakah akan menjadi mitra atau anggota penuh BRICS. 

2. Uni Eropa sebut keanggotaan Serbia adalah prioritasnya

Pada hari yang sama, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengadakan kunjungan ke Belgrade untuk bertemu Vucic. Ia pun menyatakan bahwa percepatan aksesi Serbia dalam UE masih jadi prioritas. 

"Apa yang saya lihat adalah Presiden Serbia menyambut saya di sini hari ini dan baru saja menyambut PM Yunani dan PM Polandia dalam sepekan terakhir. Ini juga menjadi kunjungan keempat saya di Serbia yang menjadi tanda bahwa masa depan Serbia ada di dalam Uni Eropa," tuturnya, dilansir RFE/RL.

Von der Leyen menambahkan, Serbia berpotensi menjadi pemimpin industri kendaraan listrik di masa depan dan UE siap mendukungnya. Ia pun mengatakan bahwa tambang lithium di Serbia itu akan digarap dengan memperhatikan dampak lingkungan. 

Sementara itu, Vucic mengungkapkan bahwa dialog aksesi UE akan dibuka pada akhir tahun ini. Ia menyatakan, dialog tersebut adalah sinyal bahwa Serbia terus berprogres dan melangkah menuju ke Eropa. 

3. Von der Leyen batalkan pertemuan dengan PM Serbia

Setelah bertemu Vucic, von der Leyen, sebenarnya sudah diagendakan bertemu dengan PM Serbia Milos Vucevic untuk membicarakan proses aksesi Serbia dalam UE. Namun, secara mendadak, ia membatalkan pertemuan tersebut. 

Melansir dari N1, pembatalan tersebut imbas pertemuan antara Vucevic dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Maxim Reshetnikov yang tengah membicarakan soal ekspansi kerja sama Serbia-Rusia dalam bidang ekonomi. 

Vucevic mengatakan Serbia membutuhkan tambahan gas alam dari Rusia untuk mengamankan cadangan di musim dingin. Ia pun terbuka dalam membicarakan perpanjangan perjanjian pengadaan gas alam dengan Rusia. 

Sementara itu, Reshetnikov mengapresiasi posisi netral Serbia di tengah berkecamuknya perang di Ukraina dan penolakan Belgrade untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us