Trump: Biden Bisa Turunkan Harga Minyak untuk Cegah Perang Ukraina

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Selasa (15/4/2025), menyalahkan mantan Presiden Joe Biden atas situasi di Ukraina. Ia menyebut Biden seharusnya dapat menurunkan harga minyak untuk mencegah perang Ukraina.
"Jika Anda menurunkan harga minyak, maka Anda tidak akan pernah melihat perang dan Anda tidak akan menyerahkan ini ke saya. Perang ini tidak akan pernah terjadi. Dan saya pikir ini adalah kejahatan besar," tuturnya, dilansir TVP World.
Sehari sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Trump untuk berkunjung ke negaranya. Ia mendesak agar Trump melihat sendiri bagaimana kondisi di Ukraina akibat gempuran Rusia.
1. Klaim Zelenskyy dan Putin bertanggung jawab atas perang di Ukraina

Tak hanya menyalahkan Biden, Trump juga menyalahkan Zelenskyy yang ikut menyulut pecahnya perang di Ukraina bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Anda (Zelenskyy) tidak seharusnya berperang dengan negara yang 20 kali lebih besar dibanding Anda. Kemudian berharap bahwa kami akan memberikan Anda misil. Jutaan orang tewas hanya karena tiga orang," terangnya, dikutip dari BBC.
Ia menyebut bahwa Zelenskyy seharusnya tahu diri ketika negara terlibat perang terdapat peluang untuk menang atau tidak.
Trump sering menyalahkan Zelenskyy dan Biden atas perang di Ukraina. Padahal, Rusia yang melancarkan invasi terlebih dahulu sejak 2014 kemudian memicu perang pada 2022.
2. Zelenskyy tuduh JD Vance justifikasi invasi Rusia ke Ukraina

Pada Senin (14/4/2025), Zelenskyy menuding Wakil Presiden AS, JD Vance, menjustifikasi invasi Rusia ke Ukraina. Ia menyebut Vance telah termakan oleh disinformasi Rusia yang mengubah kenyataan perang.
"Saya percaya bahwa narasi Rusia telah menybar di AS. Informasi dari Rusia ini telah memberikan pengaruh besar kepada kebijakan AS dan politikus di AS. Dalam perang ini ada agresor dan ada korban. Rusia adalah agresor dan kami adalah korban," ungkap Vance, dilansir Politico.
Komentar ini terkait pernyataan Vance yang menuding Zelenskyy tidak menghormati proses perdamaian karena menduga Moskow tidak menyetujui gencatan senjata. Ia meminta Zelenskyy lebih menunjukkan syukur atas bantuan dari AS.
3. Rusia mengapresiasi dialog dengan AS
Di sisi lain, Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, masih belum ada kejelasan terkait dengan persetujuan dengan AS untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, ia mengapresiasi dialog konstruktif dengan Perwakilan AS, Steve Witkoff.
"Pertemuan dengan Witkoff sangat produktif dan Putin menginginkan perdamaian jangka panjang. Kami melihat bahwa pertemuan ini sangat positif dan berarti. Kedua pihak sangat mengharapkan tercapainya persetujuan damai," tuturnya, dikutip The Kyiv Independent.
Sementara itu, Witkoff mengungkapkan bahwa penyerahan empat teritori Ukraina, termasuk Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson kepada Rusia adalah cara cepat untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina.