Trump Ganti Pejabat ICE akibat Lamban Memproses Deportasi

- Presiden AS Donald Trump mencopot Caleb Vitello dari jabatan Direktur Pelaksana Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) karena ketidakpuasan atas lambatnya proses deportasi.
- Vitello tetap bertugas di ICE dengan peran baru yang fokus pada operasi penegakan hukum, sementara penggantinya akan segera diumumkan.
- Pemerintahan Trump menargetkan peningkatan deportasi setelah kembali menjabat, dengan 826 orang ditangkap per hari dalam 30 hari pertama pemerintahan, lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencopot Caleb Vitello dari jabatannya sebagai Direktur Pelaksana Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di tengah ketidakpuasan terhadap lambatnya proses deportasi. Langkah ini diambil setelah Trump dan pejabat tinggi lainnya menyuarakan kekecewaan atas jumlah penangkapan dan deportasi yang tak sesuai harapan.
“ICE membutuhkan budaya akuntabilitas yang selama empat tahun terakhir tak terwujud. Kami memiliki presiden, sekretaris DHS, dan rakyat Amerika yang berhak menuntut hasil, dan kepemimpinan ICE akan memastikan lembaga ini memberikan hasil,” ujar juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), dikutip The Guardian.
Vitello, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur pelaksana sementara ICE, akan tetap bertugas di lembaga tersebut dengan peran baru yang berfokus pada operasi penegakan hukum. Seorang pejabat senior DHS mengatakan bahwa pengganti Vitello akan segera diumumkan.
1. Ketidakpuasan atas laju deportasi

Keputusan pencopotan Vitello muncul setelah Trump dan Tom Homan, pejabat perbatasan, mengungkapkan kemarahan atas jumlah deportasi yang dianggap masih rendah. Dilansir NBC News, Homan juga geram atas bocornya informasi ke media yang disebut menghambat operasi penangkapan.
Pemerintahan Trump menargetkan peningkatan deportasi sejak kembali menjabat pada 20 Januari 2025. Data menunjukkan bahwa sejak saat itu, petugas imigrasi menangkap sekitar 826 orang per hari. Dengan kecepatan tersebut, jumlah penangkapan dalam 30 hari pertama pemerintahan Trump bisa mencapai hampir 25 ribu, lebih tinggi dari bulan mana pun dalam 11 tahun terakhir, termasuk saat Trump pertama kali menjabat pada 2017-2021.
2. Vitello tetap bertugas dengan peran baru
Meskipun dicopot dari posisi direktur pelaksana sementara, Vitello tetap berada di ICE dengan tanggung jawab baru.
Seorang juru bicara DHS mengatakan bahwa Vitello kini “tak lagi berperan dalam administrasi, melainkan mengawasi seluruh operasi lapangan dan penegakan hukum, termasuk pencarian, penangkapan, dan deportasi imigran ilegal,” melansir The Guardian.
Selain Vitello, pemerintahan Trump sebelumnya juga telah merombak kepemimpinan ICE dengan memindahkan dua pejabat senior, Russell Hott dan Peter Berg. Hott kini bertugas di kantor ICE Washington, sementara Berg ditempatkan di kantor ICE St. Paul, Minnesota.
3. Profil Vitello dan reaksi internal ICE

Vitello telah bekerja di ICE selama lebih dari 23 tahun dan sebelumnya menjabat sebagai Asisten Direktur Kantor Program Senjata Api dan Taktis. Trump memilihnya pada Desember 2024 dengan alasan pengalaman dan kepemimpinannya yang dianggap mumpuni.
“Caleb memiliki kepemimpinan luar biasa, pengalaman luas, dan komitmen terhadap misi ICE, menjadikannya pilihan tepat untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan komunitas Amerika yang menjadi korban kejahatan imigran ilegal,” tulis Trump dalam pernyataannya di Truth Social.
Di internal ICE, Vitello dikenal sebagai sosok yang dihormati. Seorang agen ICE mengatakan bahwa selama sebulan menjabat sebagai direktur pelaksana sementara, Vitello “sangat populer” di kalangan petugas. Corey Price, mantan Direktur Eksekutif Sementara Divisi Penegakan dan Pemindahan, menyebutnya sebagai pemimpin yang tenang dan tanpa kontroversi, dilansir NBC News.