Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Klaim Zelenskyy Siap Serahkan Krimea ke Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump, saat bertemu di Gedung Putih pada Februari. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Trump yakin Zelenskyy siap serahkan Krimea sebagai bagian kesepakatan damai.
  • Hubungan Trump-Zelenskyy membaik setelah pertemuan di Vatikan, AS usulkan Rusia pertahankan Krimea.
  • Rusia serang Ukraina setelah perundingan Putin-Witkoff, AS desak Rusia-Ukraina amankan kesepakatan damai.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dirinya yakin Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, siap menyerahkan Krimea sebagai bagian dari kesepakatan damai. Pembicaraan mengenai gencatan senjata antara Kiev dan Moskow memasuki apa yang disebut Washington sebagai pekan kritis pada Senin (28/4/2025).

Pada minggu lalu, Zelenskyy mengatakan bahwa Kiev tidak dapat menerima pengakuan AS atas aneksasi Rusia terhadap Krimea, setelah Trump menuduhnya bersikap keras kepala dalam masalah tersebut. Zelenskyy bersikeras bahwa wilayah semenanjung Laut Hitam itu adalah milik rakyat Ukraina, mengutip The Guardian.

Trump mengatakan bahwa hubungannya dengan Zelenskyy membaik setelah pertemuan langsung keduanya di Vatikan saat menghadiri pemakaman Paus Fransiskus. Trump mengakui dirinya memiliki sedikit perselisihan dengan Zelenskyy karena tidak setuju dengan pernyataan yang disampaikan pemimpin Kiev tersebut.

Pemimpin Negeri Paman Sam itu menyebut Zelenskyy lebih tenang daripada yang dihadapinya di Ruang Oval pada Februari lalu. Trump mengatakan pemimpin Ukraina itu telah memahami gambarannya dan yakin ingin membuat kesepakatan.

1. Rencana perdamaian AS mendukung aneksasi ilegal Rusia

Trump mengungkapkan bahwa dirinya ingin melakukan sesuatu yang baik untuk Ukraina dan bekerja keras untuk hal itu. Dua set rencana perdamaian yang diterbitkan pada Jumat lalu menunjukkan bahwa AS mengusulkan agar Rusia mempertahankan wilayah yang telah direbutnya, termasuk semenanjung Krimea yang strategis.

Rencana tersebut mencakup penerimaan hukum Washington atas aneksasi ilegal Moskow terhadap Krimea. Rencana itu juga mencakup pengakuan de facto atas kendali Moskow di wilayah pendudukan lainnya, termasuk seluruh Luhansk di timur Ukraina.

Dilaporkan BBC, AS juga mengusulkan untuk mengambil alih kendali pembangkit nuklir Zaporizhzhia, yang saat ini diduduki oleh Kremlin. Trump menyalahkan Kiev karena memulai perang, dengan mengutip ambisinya untuk bergabung dengan NATO. Pemimpin negara adidaya itu juga menyebut Krimea akan tetap bersama Rusia.

2. Trump serukan Rusia tandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang

Presiden terpilih AS, Donald Trump. (Shaleah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)

Rusia melancarkan serangan drone dan rudal ke Ukraina pada malam setelah perundingan antara Presiden Vladimir Putin, dan utusan perdamaian Trump, Steve Witkoff, di Vatikan. Serangan itu menewaskan empat orang di sejumlah wilayah di Ukraina timur dan melukai beberapa orang. Trump mengatakan dirinya terkejut dan sangat kecewa atas serangan tersebut.

"Baiklah, saya ingin dia (Putin) berhenti menembak. Duduklah dan tandatangani kesepakatan itu. Saya yakin kita memiliki batasan-batasan kesepakatan, dan saya ingin dia menandatanganinya dan menyelesaikannya," ujar Trump, dilansir France24.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mendesak Rusia dan Ukraina untuk bergerak maju mengamankan kesepakatan damai. Menurutnya, semua pihak tidak dapat terus mendedikasikan waktu dan sumber daya untuk upaya tersebut jika tidak akan membuahkan hasil. AS telah memperingatkan akan meninggalkan negosiasi jika kemajuan tidak tercapai.

3. Pembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina memasuki minggu kritis

ilustrasi bendera Ukraina (unsplash.com/Max Kukurudziak)

Pada Minggu, Rubio menekankan pentingnya minggu kritis pembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina. Rubio bersama Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa terdapat prasyarat yang muncul untuk memulai negosiasi menuju perdamaian jangka panjang.

"Kami sudah dekat, tetapi kami belum cukup dekat (untuk mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran). Saya pikir ini akan menjadi minggu yang sangat kritis," ungkap Rubio

Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, memperingatkan Ukraina agar tidak menyetujui kesepakatan yang melibatkan konsesi teritorial yang luas sebagai imbalan atas gencatan senjata. Dia mengatakan bahwa Kiev tidak boleh bertindak sejauh usulan terbaru Washington, yang menurutnya akan menjadi kapitulasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us