Trump Sebut Ukraina Mungkin Menjadi Milik Rusia Suatu Hari Nanti

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa Ukraina mungkin akan menjadi milik Rusia suatu hari nanti. Komentar tersebut dilontarkan Trump dalam sebuah wawancara yang membahas konflik Rusia-Ukraina pada Senin (10/2/2025).
"Saya pikir itu akan terjadi. Saya pikir kami telah membuat kemajuan luar biasa dalam seminggu terakhir. Kami sedang berurusan dengan Rusia. Kami sedang berurusan dengan Ukraina. Saya pikir akan ada sesuatu (yang terjadi)," kata Trump terkait perjanjian damai Rusia-Ukraina.
Pada akhir pekan lalu, Trump mengatakan telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Meski begitu, Moskow belum mengonfirmasi adanya kontak dan menyatakan bahwa gencatan senjata hanya mungkin dilakukan sesuai persyaratannya.
Delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Presiden JD Vance dan utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia, Keith Kellogg, mengumumkan akan membahas visi perdamaian Kiev dengan sekutunya di Konferensi Keamanan Munich, pada 14-16 Februari. Kellogg diperkirakan akan mengunjungi Ukraina empat hari setelahnya, dilansir CNN.
1. Trump inginkan kompensasi mineral Ukraina atas bantuan AS
Trump mengungkapkan kembali keinginannya terhadap kompensasi atas bantuan AS kepada Ukraina dalam bentuk akses terhadap mineral tanah jarang (rare earth). Trump mengklaim bahwa Kiev telah setuju memberikan mineral tersebut senilai 500 miliar dolar AS (setara Rp8.187 triliun) sebagai pembayaran atas bantuan militer Washington.
"Kami akan mendapatkan semua uang ini di sana, dan saya katakan saya menginginkannya kembali. Dan saya katakan kepada mereka bahwa saya menginginkan uang yang setara, seperti logam tanah jarang (rare earth) senilai 500 miliar dolar AS. Dan mereka pada dasarnya setuju untuk melakukan itu, jadi setidaknya kami tidak merasa bodoh," ujar Trump.
Trump bersikeras AS harus memiliki akses terhadap sumber daya alam Ukraina terlepas dari apakah kesepakatan damai Moskow-Kiev dapat dinegosiasikan dengan sukses. Dia beralasan bahwa lebih dari 300 miliar dolar AS (setara Rp4.912 triliun) yang diberikan Washington tidak sebanding dengan kontribusi negara-negara lain ke Ukraina dalam upaya perang.
Mengutip New York Post, Ukraina memiliki sekitar 5 persen sumber daya mineral dunia, termasuk mineral tanah jarang yang dianggap penting bagi keamanan nasional AS. Trump menyebut pihaknya tidak bisa terus memberikan bantuan kepada Ukraina, dengan alasan pemberian secara cuma-cuma tersebut adalah tindakan yang bodoh.
2. Ukraina beri sinyal setujui kesepakatan AS dengan imbalan jaminan keamanan

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada pekan lalu mengisyaratkan dukungan untuk kesepakatan sumber daya timbal balik dengan AS, dengan imbalan jaminan keamanan sebagai bagian dari potensi penyelesaian perdamaian.
Kepala staf Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan Kiev tertarik untuk bekerja sama dengan Washington dalam kesepakatan tersebut.
"Jika kami berbicara mengenai kesepakatan, maka mari lakukan kesepakatan. Kami perlu menghentikan Putin dan melindungi apa yang kita miliki, (yakni) wilayah Dnipro yang sangat kaya di Ukraina tengah," kata Zelenskyy
Kiev khawatir bahwa penyelesaian apa pun yang tidak mencakup komitmen militer yang tegas, seperti keanggotaan NATO atau pengerahan pasukan penjaga perdamaian, hanya akan memberikan waktu bagi Rusia untuk berkumpul dan mempersenjatai kembali serangan baru, mengutip Al Jazeera.
3. Zelenskyy dan Putin masing-masing memiliki tuntutan yang berbeda

Zelenskyy dan Putin telah mengesampingkan pembicaraan langsung satu sama lain, dan tampaknya tidak ada landasan bagi keduanya untuk mencapai kesepakatan. Putin menuntut agar Ukraina menarik diri dari wilayah selatan dan timur yang masih dikuasai Kiev, dan menganggap hubungan yang lebih erat antara Ukraina dan NATO tidak dapat diterima.
Sementara itu, Zelenskyy menolak konsesi wilayah apa pun kepada Rusia, meskipun mengakui bahwa Kiev mungkin harus bergantung pada cara diplomatik untuk mengamankan pengembalian sebagian wilayahnya. Zelenskyy pun menyerukan perdamaian nyata dan jaminan keamanan yang efektif untuk Ukraina.
"Keamanan masyarakat, keamanan negara, keamanan hubungan ekonomi, dan tentu saja, keberlanjutan sumber daya, tidak hanya untuk Ukraina, tapi untuk seluruh dunia yang bebas. Semua ini sedang diputuskan sekarang," ungkap Zelenskyy.