Ukraina Kecam Google yang Tunjukkan Lokasi Militernya

- Pemerintah Ukraina mengecam Google yang membuka lokasi pangkalan militernya di citra satelit Google Maps, menyebabkan ancaman keamanan negara dari serangan Rusia.
- Google mengurangi aktivitas dan pembaruan citra satelit di Ukraina dan Rusia di tengah berlangsungnya perang, serta menyensor informasi terkait fasilitas militer di Ukraina.
- Rusia diduga meluncurkan 96 drone dan sebuah peluru kendali ke Ukraina dalam semalam, serta meluncurkan 900 bom peluncur, 500 drone, dan 30 peluru kendali dalam sepekan terakhir.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina mengecam Google yang membuka lokasi pangkalan militernya di citra satelit Google Maps. Keterbukaan soal letak basis militer Ukraina akan membahayakan dan mengancam keamanan negara dari serangan Rusia.
Ketika awal invasi skala besar Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, pergerakan pasukan Rusia sudah terekam dalam fitur live traffic di Google Maps. Terlihat kemacetan lalu lintas di dekat pintu perbatasan Ukraina yang disebabkan oleh konvoi kendaraan militer Rusia.
1. Diklaim membahayakan militer Ukraina
Kepala Pusat Perlawanan Disinformasi Ukraina (CCD), Andriy Kovalenko mengatakan bahwa keterbukaan informasi citra satelit lokasi militer di Ukraina akan membayakan pertahanan negaranya.
"Kami sudah mengidentifikasi masalah ini dan pemerintah sudah menghubungi Google untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, respons ini ditunda karena insiden itu terjadi pada akhir pekan. Kami melihat Rusia berpotensi mengambil kesempatan dari keterbukaan ini," terangnya pada Minggu (3/11/2024), dilansir Kyiv Post.
Kovalenko menambahkan, peralatan tempur Ukraina sempat terlihat dalam citra satelit Google Maps. Ia menyebut bahwa Google sudah mengakui kesalahannya dan memastikan bahwa semuanya terkendali dan akan menyensor citra satelit di pangkalan militer Ukraina.
Mantan anggota Badan Keamanan Ukraina (SBU) mengungkapkan bahwa gambar citra satelit tersebut hanya memiliki sedikit pengaruh. Rusia diduga tidak merekam citra satelit terbaru, tapi merekamnya beberapa bulan lalu.
2. Google sudah menyensor fasilitas militer di Ukraina

Google sudah menyadari terkait dengan masalah ini sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu mengurangi aktivitas dan pembaruan citra satelit di Ukraina dan Rusia di tengah berlangsungnya perang.
Hingga kini, Google Maps masih aktif di Ukraina, tapi mereka menyensor informasi terkait fasilitas militer di Ukraina. Selama ini, Google sudah memperbarui citra satelit di platform Google Maps secara berkala dari beberapa jasa penyedia.
Citra satelit terbuka telah menjadi alat dalam membantu merancang strategi militer, baik untuk Ukraina dan Rusia. Keduanya menganalisa dan memonitor progres perang menggunakan citra satelit, serta menilai kefektifan serangan misil dan drone.
Pada 2018, Belgia sempat mengancam Google karena membuka informasi mengenai fasilitas penting di negaranya. Brussels mendesak Google menyensor fasilitas penting di Belgia, termasuk pangkalan militer dan pembangkit listrik.
3. Rusia disebut luncurkan hampir 100 drone ke Ukraina
Militer Ukraina mengatakan bahwa Rusia sudah meluncurkan 96 drone dan sebuah peluru kendali ke teritori Ukraina dalam semalam. Militer mengklaim berhasil menembak jatuh 66 drone dan satu misil, sedangkan 27 sisanya jatuh di beberapa area.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa Rusia sudah meluncurkan 900 bom peluncur, 500 drone, dan 30 peluru kendali ke Ukraina dalam sepekan terakhir.
"Saya meminta sekutu Ukraina menyediakan senjata jarak jauh untuk keamanan kami. Serangan ini tidak mungkin terjadi jika kami memiliki dukungan yang cukup dari dunia. Kiev masih menunggu izin dari sekutu Barat untuk menggunakan senjata jarak jauh ke teritori Rusia," tuturnya, dilansir Associated Press.
Ia pun mendesak negara-negara Barat menjatuhkan sanksi yang lebih keras dan efektif kepada Rusia untuk menghalanginya mendapatkan komponen penting dalam proses produksi drone dan misil.