Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Drone Rusia ke Ukraina Picu Kebakaran Hebat di Kiev 

Invasi Rusia berdampak pada kerusakan berbagai fasilitas publik yang dimiliki Ukraina. (twitter.com/@ZelenskyyUa)

Jakarta, IDN Times – Serangan udara Rusia menggunakan drone pada Senin (4/11/2024) memicu kebakaran di wilayah ibu kota Ukraiana, Kiev. Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengatakan insiden tersebut menjadi serangan Rusia yang ketiga kalinya di kota itu.

"Petugas darurat telah dikirim," kata Klitschko melalui Telegram, dilansir Reuters.

Puing-puing pesawat tak berawak menyebabkan kebakaran di taman Muromets di distrik Desnianskyi di timur laut Kiev. Api juga membakar beberapa rumput di tanggul Sungai Dnipro di seberang taman.

Saksi mata mengaku telah mendengar ledakan di Kiev, seperti unit pertahanan udara yang sedang beroperasi. Belum ada informasi terkait korban jiwa.

1. Serangan berhasil rusak fasilitas listrik Kiev

Rusia juga menyerang Kiev pada Minggu pagi. Serangan kali itu merusak bangunan, jalan, dan beberapa fasilitas listrik di kota itu. Namun, militer mengklaim telah menangkis serangan lainnya.

”Tidak ada korban luka dalam serangan itu, yang datang bergelombang dan mendekati kota dari berbagai arah,” kata Kepala Administrasi Militer Kiev, Serhiy Popko.

Popko mengatakan tidak ada kebakaran dalam serangan itu. Puing-puing pesawat tak berawak yang jatuh merusak pintu masuk dan jendela sedikitnya lima bangunan di distrik Shevchenkivskyi dan Holosiivskyi, termasuk sebuah asrama dan jendela di sebuah gedung perkantoran.

Militer mengunggah beberapa foto di Telegram yang menunjukkan pintu masuk sebuah gedung hancur, jendela-jendela rusak di gedung lain, dan kabel-kabel listrik berserakan di jalan.

2. Serangan Rusia masih gencar terhadap Ukraina

Pasukan Ukraina. (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Hampir 3 tahun sejak konflik dimulai, Rusia kini masih gencar melancarkan serangan ke wilayah Ukraina. Serangan ke Kiev merupakan langkah di mana Rusia menunjukkan semakin dekatnya mereka menguasai negara tersebut.

Pada Minggu, serangan lain juga terjadi di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, dan wilayah sekitarnya. Serangan itu melukai sedikitnya lima orang.

Gubernur Daerah Kharkiv Oleh Syniehubov, menulis di Telegram dengan mengatakan bahwa sebuah bom berpemandu Rusia menghantam supermarket di distrik Shevchenkivskyi, Kharkiv, dekat pusat kota. Empat orang terluka.

Wali Kota Ihor Terekhov mengatakan, supermarket itu terletak di sebelah permukiman. Serangan sebelumnya telah menghantam kawasan hutan di kota itu.

Syniehubov juga mengatakan pasukan Rusia telah merusak parah sebuah gedung apartemen lima lantai di Kivsharivka, sebuah kota kecil dekat Kupiansk, timur Kharkiv.

Ia mengatakan satu orang terluka dan beberapa warga mungkin terjebak di reruntuhan bangunan akibat pintu masuk yang hancur. Seorang wanita telah diselamatkan, tetapi upaya penyelamatan terhambat oleh penembakan Rusia.

3. Belum ada tanda-tanda gencatan senjata

Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina (twitter.com/ZelenskyyUa)

Konflik Rusia dan Ukraina hingga kini belum menunjukkan adanya tanda-tanda gencatan senjata. Kedua pihak tampaknya masih berupaya untuk meneruskan perlawanan masing-masing.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh News Week pada 30 Oktober menunjukkan adanya upaya untuk melakukan gencatan senjata kedua pihak.

”Rusia dan Ukraina tengah membahas penghentian serangan terhadap lokasi infrastruktur energi di negara masing-masing,” ungkap laporan tersebut.

Kiev disebut ingin memulai kembali negosiasi yang dimediasi oleh Qatar. Langkah ini hampir menyetujui diakhirinya serangan pada Agustus sebelum serangan Ukraina ke wilayah Kursk Rusia.

Namun, langkah itu agaknya tak terlihat lagi. Tensi kawasan kembali meningkat setelah adanya laporan AS, Korea Selatan, dan Ukraina tentang pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia. Disebutkan bahwa ada sekitar 10 ribu pasukan yang kini ditempatkan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina.

Pasukan tersebut diduga akan digunakan dalam bertempur melawan Ukraina. Adapun Ukraina kini meminta agar Barat segera menanggapi tindakan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us