Ukraina Ogah Jamin Keamanan Pemimpin Dunia Datangi Moskow

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Sabtu (3/5/2024), mengaku tidak akan menjamin keselamatan pemimpin sejumlah negara yang akan hadir dalam perayaan Hari Kemenangan di Moskow, Rusia.
"Posisi kami sudah jelas kepada semua pemimpin yang datang ke Moskow. Kami tidak bisa bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi di Rusia. Mereka akan menjamin keamanan Anda, tapi kami tidak dapat memprediksi aksi Rusia selanjutnya," terangnya.
Pekan lalu, Zelenskyy menolak tawaran dari Moskow terkait gencatan senjata dalam perayaan Hari Kemenangan selama 3 hari. Ia mengusulkan gencatan senjata Rusia-Ukraina selama 30 hari.
1. Rusia akan menuding Ukraina melakukan terorisme
Zelenskyy menyebut Rusia dapat memanipulasi aksi terorisme di tengah perayaan Hari Kemenangan. Moskow kemungkinan akan menyalahkan Kiev atas insiden tersebut.
"Mereka mungkin dapat melakukan sejumlah aksi, seperti pembakaran, ledakan, dan lainnya. Kemudian menuding kami yang melakukannya. Kami tidak menyarankan Anda berkunjung ke Rusia. Jika Anda memilih pergi, maka itu adalah keputusan pribadi Anda," tuturnya, dikutip Interfax.
Ukraina juga akan selalu menghargai posisi netral China dan negara-negara yang tidak mendukung perang ini sejak awal. Ia pun tidak mempermasalahkan negara yang dekat dengan Rusia karena kaitan sejarah.
2. Zelenskyy tolak ikuti permainan Rusia

Zelenskyy menolak gencatan senjata tiga hari yang ditawarkan Moskow karena tawaran itu hanya dianggap akal-akalan Kremlin.
"Tawaran gencatan senjata ini hanyalah sebuah performa teatrikal yang sudah direncanakan oleh Rusia. Sangat tidak mungkin untuk membangun rencana dalam mengakhiri perang dengan gencatan senjata sesingkat itu," ungkapnya, dikutip The Moscow Times.
Presiden Ukraina keenam itu mengungkapkan bahwa tawaran tersebut hanya berfungsi untuk memperbaiki situasi Rusia. Ia mengklaim aksi itu akan mengeluarkan Rusia dari isolasi pada 9 Mei nanti.
3. Rusia klaim Zelenskyy mengancam pemimpin dunia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan bahwa penolakan Zelenskyy terhadap gencatan senjata adalah ancaman langsung terhadap pemimpin negara yang diundang dalam acara Hari Kemenangan di Moskow.
"Zelenskyy telah mengancam pemimpin dunia. Setelah semua aksi terorisme di teritori Rusia, rezim Kiev dan Zelenskyy kembali mengatakan akan melanjutkan aksinya. Ucapan keamanan bukan tanggung jawabnya adalah sebuah ancaman langsung," ujarnya, dilansir dari Tass.
Pernyataan terbaru Zelenskyy juga dianggap sebagai sifat alamiah neo-Nazi dari rezim Kiev. Ia menyebut, Ukraina saat ini telah menjadi sel teroris yang mengancam keamanan dunia.
Sebanyak 20 pemimpin negara-negada di dunia diperkirakan akan hadir dalam parade militer Hari Kemenangan pada 9 Mei nanti, termasuk Presiden China Xi Jinping.