Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Sebut Rusia Akan Terjunkan 500 Ribu Warga untuk Berperang

Bendera Ukraina (pexels.com/@imawassi)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Ukraina, pada Minggu (8/1/2023), memperingatkan bahwa Rusia akan memberlakukan mobilisasi militer baru pada pertengahan Januari. Ini dilakukan untuk menambah jumlah pasukan Rusia di Ukraina. 

Menjelang Tahun Baru, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov sudah memperingatkan tentang ancaman mobilisasi militer baru di Rusia. Saat itu, otoritas Ukraina memprediksi bahwa mobilisasi militer yang menyasar penduduk kota besar dilangsungkan pada 5 Januari. 

1. Ukraina memperkirakan 500 ribu orang akan dimobilisasi di Rusia

Tank milik pasukan bersenjata Ukraina. (twitter.com/DefenceU)

Kepala Direktorat Intelijen Militer di Kementerian Pertahanan Ukraina, Andriy Cherniak, menyebut bahwa mobilisasi baru akan digelar oleh Kremlin dan akan memobilisasi hingga 500 ribu laki-laki untuk berperang. 

Ia menambahkan, mobilisasi pada pertengahan Januari nanti akan lebih besar dibanding musim gugur 2022. Mobilisasi akan diberlakukan di kota-kota besar Rusia, terutama pada area pusat industri.  

"Kali ini Kremlin akan memobilisasi penduduk laki-laki di kota besar, termasuk pada area industri strategis di seluruh Rusia. Ini akan membawa dampak sangat negatif terhadap ekonomi Rusia yang sampai saat ini terkena imbasnya," ungkap Cherniak, dikutip Politico.

Cherniak menambahkan, mobilisasi militer gelombang kedua ini kemungkinan akan dilangsungkan mulai 15 Januari. 

2. Rusia membutuhkan waktu 2 bulan untuk melatih tentara mobilisasi

Tank milik angkatan bersenjata Rusia. (twitter.com/mod_russia)

Pernyataan ini juga diamini oleh Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina Vadym Skibitsky, yang percaya bahwa wajib militer akan menjadi rencana utama Rusia. Mobilisasi ini sesuai dengan rencana Rusia menggelar serangan ofensif pada musim semi dan panas tahun ini. 

Skibitsky juga mengatakan, Rusia membutuhkan waktu setidaknya dua bulan untuk mempersiapkan mobilisasi. Kesuksesan Rusia di medan perang sangat bergantung pada kesiapan perlengkapan dan latihan dari tentara mereka. 

"Jika Rusia kehabisan waktu dan kalah dalam pertempuran, maka rezim (Vladimir) Putin akan kolaps. Sekitar 6-8 bulan ke depan Ukraina akan melangsungkan pertempuran terakhir untuk memukul mundur pasukan Rusia," ungkapnya, dilansir The Guardian.

Meski demikian, Rusia terus menolak tudingan menyiapkan mobilisasi gelombang kedua. sebelumnya, Putin mengklaim mengklaim bahwa hanya separuh dari pasukan mobilisasi yang diterjunkan ke Ukraina. 

3. Ukraina klaim lebih dari 110 ribu tentara Rusia tewas

Tentara Rusia yang diterjunkan ke Ukraina. (twitter.com/mod_russia)

Otoritas Ukraina mengungkapkan bahwa Rusia telah kehilangan 111.170 tentaranya selama berlangsungkan perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Sesuai informasi terbaru pada 8 Januari, Kiev mengklaim bahwa ada tambahan 430 tentara Rusia yang tewas. 

Berdasarkan kabar tersebut itu, Ukraina juga menyebut bahwa Rusia terus melancarkan serangannya yang menargetkan warga sipil di Ukraina. Padahal, Kremlin telah menyatakan gencatan senjata unilateral selama perayaan Natal Ortodoks mulai 6 Januari, dilaporkan RFE/RL.

Dalam satu hari, Rusia sudah meluncurkan 9 misil, 3 serangan udara, dan 40 serangan roket di teritori Ukraina. Kiev menyebut bahwa serangan Rusia itu telah mengakibatkan dua warga sipil tewas dan sembilan ainnya terluka. Korban diketahui berasal dari teritori Donetsk, Kharkiv, dan Kherson. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us