Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Siap Akhiri Perang dengan Rusia Melalui Jalur Diplomasi

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, dan Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, saat mengunjungi Ukraina pada 24 April 2022. (Twitter.com/Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin)
Intinya sih...
  • Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, ingin mengakhiri perang pada tahun depan melalui diplomasi.
  • Duta Besar Rusia untuk PBB menyatakan kesiapannya berdamai dengan Ukraina jika diprakarsai oleh Trump.
  • Anggota parlemen AS optimis bahwa Trump bisa menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina dalam waktu dekat.

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa pihaknya kini berupaya mengakhiri perang pada tahun depan dengan jalan diplomasi. Langkah ini diambil setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.

"Dari pihak kami, kami harus melakukan segalanya agar perang ini berakhir tahun depan, berakhir melalui cara diplomatik," kata Zelenskiy pada Sabtu (16/11/2024), dilansir Reuters.

Meski begitu, Zelenskyy mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin enggan untuk berdamai. Ia mengatakan bahwa Moskow kini lebih memilih untuk berunding sambil terus bertempur.

1. Rusia terbuka untuk bernegosiasi

Duta Besar Rusia untuk PBB, Gennady Gatilov. (x.com/@GGatilov)

Duta Besa Rusia untuk PBB, Gennady Gatilov, pada Kamis mengatakan bahwa pihaknya siap berdamai dengan Ukraina, asalkan diprakarasi oleh Trump.

"Trump berjanji untuk menyelesaikan krisis Ukraina dalam semalam. Oke, mari kita bersikap realistis. Tentu saja bahwa ini tidak akan pernah terjadi. Namun jika dia memulai atau menyarankan sesuatu untuk memulai proses politik, itu disambut baik," kata Gatilov, dilansir Reuters.

Ia mengatakan bahwa negosiasi semacam itu perlu didasarkan pada realita di lapangan. Gatilov juga menggambarkan Ukraina berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun tersebut.

2. Pemulihan hubungan dengan AS kemungkinan kecil terjadi

Kremlin, pusat pemerintahan Rusia di Moskow (pixabay.com/Tatyana Kazakova)

Gatilov menyatakan, terpilihnya Trump membuka kemungkinan baru untuk berdialog dengan AS ke depannya. Namun, pemulihan hubungan yang lebih luas sepertinya tidak mungkin terjadi.

"Terlepas dari pergeseran politik dalam negeri, Washington secara konsisten berupaya membendung Moskow, perubahan pemerintahan tidak banyak mengubahnya," katanya.

Ia melanjutkan bahwa satu-satunya perubahan yang mungkin terjadi adalah dialog antara Rusia dan AS. Kondisi itu disebutnya tak lagi dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

3. Perdamaian di depan mata

Kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump. (x.com/@realDonaldTrump)

Anggota parlemen AS dari Partai Republik, Mike Waltz, mengatakan pihaknya telah memulai diskusi terkait upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Ia optimis, Trump bakal bisa menyelesaikan konflik tersebut dalam waktu dekat.

"presiden telah jelas dalam hal mengajak kedua belah pihak untuk berunding dan berfokus untuk mengakhiri perang dan bukan mengabadikannya," kata Waltz, dilansir VOA.

Adapun anggota parlemen lain, Mike Rogers, sangat optimis gencatan senjata bisa segera tercapai di akhir tahun ini. Meski begitu, mereka enggan membahas lebih detail terkait cara mereka menyelesaikan konflik tersebut.

Pekan lalu, Washington Post mengabarkan bahwa Trump telah berbicara dengan Putin terkait konflik itu. Ia mendesak Putin untuk deeskalasi konflik dalam waktu dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us