Ukraina Tembak Rudal ke Sevastopol Rusia, 4 Orang Tewas

Jakarta, IDN Times - Ukraina melancarkan serangan ke Sevastopol, Semenanjung Krimea, Rusia pada Minggu kemarin dan mengakibatkan setidaknya empat orang tewas. Selain itu, 151 orang juga dilaporkan terluka, termasuk 27 anak-anak.
“Serangan ini menggunakan lima rudal Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang dipasok Amerika Serikat (AS),” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (25/6/2024).
Sementara, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa serangan ini benar-benar biadab dan Moskow bakal segera membalas perbuatan Ukraina yang dibantu oleh AS tersebut.
“Tindakan AS dan Ukraina seperti itu tidak akan dibiarkan,” ucapnya.
1. Rusia yakin AS di balik serangan tersebut
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia merilis pernyataan bahwa mereka yakin AS ada di balik serangan tersebut, yang sengaja membantu Ukraina untuk menyerang warga sipil Rusia.
“Tidak ada keraguan tentang keterlibatan AS dalam kejahatan mengerikan ini,” demikian pernyataan Kemlu Rusia.
“Barat terus membungkam tindakan biadab rezim Zelenskyy (Presiden Ukraina), dan sama sekali tidak ada kecaman dari organisasi-organisasi internasional. Rusia sekali lagi menyerukan kepada mereka untuk memberikan penilaian yang tepat atas kekejaman lain yang dilakukan oleh rezim Kiev dan Barat,” lanjut pernyataan itu.
2. Hari berkabung ditetapkan di Sevastopol
Sementara itu, Rusia menyampaikan rasa terima kasih kepada ucapan belasungkawa yang datang dari berbagai pejabat negara sahabat terkait insiden ini
“Kita berduka bersama seluruh warga Sevastopol, di mana hari berkabung ditetapkan hari ini. Kita menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga korban dan mengharapkan pemulihan cepat bagi mereka yang terluka,” sebut pernyataan itu.
3. Rusia siap berdialog dengan Ukraina kapan saja

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, Moskow siap melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina kapan saja dan di mana saja berdasarkan perjanjian yang dicapai selama hampir satu setengah bulan perundingan.
“Kami siap untuk melanjutkan dialog kami dengan pihak Ukraina. Dan itu tidak masalah di mana aksi tersebut berlangsung – di Minsk, Istanbul atau Swiss,” kata Putin saat berada di Hanoi, Vietnam pekan lalu.
Putin memperkirakan, Barat akan menentang inisiatif perdamaiannya di Ukraina serta mempertanyakan mengapa usulan Rusia disebut tidak realistis. Sementara, tidak ada yang mengkritik dengan cara yang sama seperti "ultimatum" Ukraina yang berisi kondisi yang tidak dapat diterima Moskow.