UNRWA: Israel Masih Halangi Masuknya Bantuan ke Gaza Utara

Jakata, IDN Times - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), pada Senin (21/10/2024), mengatakan bahwa Israel masih menghalangi misi kemanusiaan untuk mencapai Gaza utara.
kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengungkapkan bahwa rumah sakit di sana terkena serangan dan kehilangan pasokan listrik. Sementara, orang-orang yang terluka tidak mendapat perawatan.
"Tempat penampungan @UNRWA yang tersisa sudah sangat penuh, beberapa pengungsi kini terpaksa tinggal di toilet. Menurut laporan, orang-orang yang mencoba melarikan diri terbunuh dan jenazah mereka ditinggalkan di jalan. Misi untuk menyelamatkan orang-orang dari bawah reruntuhan juga ditolak,” kata dia.
1. Israel klaim telah salurkan bantuan ke Gaza
Dilansir dari Reuters, Israel belum memberi tanggapan mengenai pernyataan UNRWA tersebut. Namun, mereka mengklaim telah mengirim bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui pengiriman darat dan udara. Mereka juga menyatakan telah memfasilitasi evakuasi pasien dari Rumah Sakit Kamal Adwan.
“Lembaga kemanusiaan termasuk @UNRWA harus mendapatkan akses ke Gaza utara. Menolak dan mempersenjatai bantuan kemanusiaan untuk mencapai tujuan militer adalah tanda betapa rendahnya pedoman moral,” kata Lazzarini.
Ia mengungkapkan bahwa bantuan harus menjangkau semua orang yang membutuhkan di wilayah Palestina tersebut, termasuk anak-anak dan sandera Israel yang ditahan oleh kelompok Hamas.
“Gencatan senjata adalah awal untuk mengakhiri mimpi buruk yang tiada habisnya ini,” imbuhnya.
2. Sekitar 640 orang tewas akibat serangan terbaru Israel di Gaza utara
Sedikitnya 640 warga Palestina telah tewas sejak militer Israel memulai serangan besar-besaran di Gaza utara, termasuk kamp pengungsi Jabalia. Militer mengatakan bahwa operasi tersebut bertujuan mencegah pejuang Hamas berkumpul kembali.
“Genosida sedang terjadi di lapangan. Warga sipil terjebak di rumah mereka dan terjadi pemadaman listrik besar-besaran. Makanan, air, dan obat-obatan telah habis," kata Tarez Abu Azzoum dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB (UNCHR) menyatakan, pasukan Israel menghancurkan satu blok rumah di Jabalia pada Senin, dan menyerang sedikitnya tiga sekolah UNRWA di sana.
"Israel mungkin sedang menyebabkan penghancuran populasi Palestina di gubernur paling utara Gaza melalui kematian dan pengungsian,” kata badan PBB tersebut.
3. Komunitas internasional gagal hentikan genosida
Otoritas Palestina (PA) mengatakan bahwa genosida sedang berlangsung secara terang-terangan di depan mata dunia, yang ditandai dengan pengepungan, kelaparan, pengungsian paksa, pengeboman, penargetan pusat kesehatan, dan pembunuhan massal.
"Kegagalan komunitas internasional untuk menghentikan perang pemusnahan ini telah memberi semangat kepada Israel untuk melanjutkan kampanye mematikannya," kata Kementerian Luar Negeri PA.
Pekerja kemanusiaan dan otoritas kesehatan di Gaza melaporkan bahwa sebagian besar bantuan belum mencapai Gaza utara akibat serangan udara besar-besaran yang dilakukan oleh Israel.
“(Mereka) merasa tidak didengarkan meskipun mereka berupaya berbagi pengalaman secara online. Mereka merekam video, namun tetap terjebak. Tanpa makanan, tanpa bantuan, dan tanpa ada dukungan yang menjangkau mereka, mereka terus menderita karena serangan udara Israel yang terus berlanjut,” kata Hind Khoudary dari Al Jazeera.
Lebih dari 42 ribu warga Palestina telah tewas dan 99.800 lainnya terluka sejak Israel memulai agresi militernya di Jalur Gaza setahun yang lalu, menyusul serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.