Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Usai Insiden Perbatasan AS-Meksiko, Trump Ancam Tambah Tenaga Militer

AP Photo/Evan Vucci

Kota Meksiko, IDN Times - Presiden Donald Trump mengancam akan mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan AS-Meksiko. Peringatan tersebut muncul menyusul insiden di mana tentara Meksiko saling berhadpan dengan personel militer AS. Pihak Meksiko sendiri menyebut ini hanya salah paham, dan tidak ingin mencari gara-gara dengan negeri seberang.

Dalam cuitan yang diunggah ke Twitter pada Rabu (24/4/2019) pagi waktu setempat, Trump menulis, "Tentara Meksiko baru-baru ini menodongkan senjata ke Tentara Garda Nasional," klaimnya tanpa bukti. Dirinya menuding hal tersebut dilakukan "sebagai taktik pengalihan para penyelundup narkoba di perbatasan."

"Lebih baik jangan terjadi lagi!" tambahnya. "Kami akan mengirim lebih banyak tentara bersenjata ke perbatasan. Meksiko hampir tidak pernah melakukan upaya tegas yang cukup!"

1. Pada awal April, ketegangan terjadi antara tentara AS dan Meksiko di wilayah perbatasan

Reuters/Leah Millis

Tahun lalu, Trump mengirim personil militer ke garis perbatasan untuk membantu para pengawas menghadang iring-iringan imigran asal Amerika Tengah yang hendak menyeberang ke AS. Banyak di antaranya bersenjata lengkap.

Dilansir oleh Associated Press, pada awal bulan April, dua tentara AS di daerah terpencil Texas dihadang oleh tentara Meksiko. Mereka mengira serdadu AS telah menyeberang ke teritori Meksiko. Pasukan Meksiko dilaporkan menyita senjata dari salah satu tentara AS.

Komando Utara AS, yang menyuplai tenaga militer untuk badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan, mengatakan jika hal tersebut tidak benar. "Setelah diskusi singkat antar prajurit dari kedua negara, anggota militer Meksiko meninggalkan daerah itu," ujar pihak Komando dalam sebuah pernyataan.

2. Pihak Meksiko sendiri tak ingin memperpanjang masalah yang disebut sebagai "salah paham" semata

Reuters/Jose Luis Gonzalez

Saat ditangan perihal cuitan Trump dalam konferensi pers, juga pada hari Rabu (24/4/2019), Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pemerintahan akan menyelidiki insiden yang dimaksud sang kolega dari negeri tetangga.

"Kami tidak akan melakukan konfrontasi langsung dengan pemerintah Amerika Serikat, atau jatuh dalam bentuk provokasi apa pun," ujar Obrador seperti dikutip dari Reuters. "Yang terpenting saat ini adalah kami menginginkan hubungan bilateral yang saling menghormati dan mengedepankan kerja sama demi pembangunan."

Adapun Departemen Hubungan Luar Negeri Meksiko menyebut insiden tersebut sebagai salah paham yang rutin terjadi. Alasannya, tempat kejadian adalah daerah di mana garis pembatas antara kedua negara tidak jelas. Meskipun tidak semua anggota militer AS di perbatasan memakai senjata, banyak pula memutuskan turut membawa senapan sebagai bentuk perlindungan diri.

3. Personel militer AS turut dikerahkan sebagai tenaga bantuan dalam menjaga perbatasan

Reuters/Adrees Latif

Trump memang keras dalam perkara imigrasi. Dia menggolongkan situasi di perbatasan AS-Meksiko sebagai "darurat nasional" agar Kongres menyepakati pembiayaan pembangunan tembok pemisah.

Pihak yang berwenang disebut telah menangkap serta menolak masuk ke lebih dari 100 ribu orang selama bulan Maret. Menurut U.S. Customs and Border Protection, jumlahnya meningkat dua kali lipat dibanding angka yang dicatat bulan yang sama tahun lalu.

Bulan lalu, Trump bahkan mengancam bakal menutup total perbatasan jika pemerintah Meksiko tidak segera menghentikan arus migrasi ilegal. Namun kemudian dirinya memuji sang tetangga atas kebijakan pencegahan. Menurut seorang pejabat senior, Meksiko telah mencegah 15 ribu imigran menyeberang sepanjang 30 hari terakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us