Wamenlu Beberkan Fokus Indonesia Kerja Sama dengan Amerika Latin

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury membuka gelaran Indonesia-Latin America and the Caribbean Business Forum (INALAC), Senin (16/10/2023). Dalam pidatonya, Pahala menekankan bahwa Indonesia dan wilayah Amerika Latin sangat terhubung dengan berbagai hal.
"Tahun ini, forum INALAC menjadi lebih relevan di tengah persaingan geopolitik juga merambah ke isu ekonomi, saat negara-negara juga berlomba-lomba untuk menjalin kemitraan lebih kuat dengan sekutunya masing-masing," kata Pahala, di Jakarta, Senin (16/10/2023).
"Kita harus mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk memajukan kerja sama ekonomi yang konkret. Kerja sama juga harus melibatkan negara-negara Selatan yang berkontribusi terhadap kemakmuran dan kesejahteraan," lanjut Pahala.
INALAC digelar pada 16-17 Oktober 2023 di Jakarta, dan nantinya akan dilanjutkan dengan Indonesia-Europe Business Forum (IEBF).
IEBF merupakan forum bisnis yang bertujuan untuk memfasilitasi peluang kolaborasi dan kemitraan antar komunitas bisnis Indonesia dan Eropa.
1. Memperluas perdagangan dan investasi

Ada beberapa fokus yang disebutkan oleh Pahala, salah satunya adalah memperluas kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia.
"Di bidang perdagangan, total perdagangan kita meningkat sebesar 8,9 persen dalam lima tahun terakhir. Investasi antara Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia senilai 11,30 juta dolar AS pada tahun 2022," ucap mantan Wamen BUMN ini.
Menurut Pahala, antara Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia, sudah memiliki mekanisme yang kuat untuk menjalin kerja sama konkret ke depannya.
"Kita harus memanfaatkan hal ini sepenuhnya, dan mengupayakan mekanisme lain yaitu CEPA Indonesia-Mercosur dan CEPA Indonesia-Peru. Kita juga harus menjajaki peluang lebih lanjut, termasuk akses pasar yang lebih besar," ujar Pahala.
2. Transisi energi Indonesia dan Amerika Latin

Pahala juga menyebut bahwa Indonesia dan Amerika Latin memiliki ambisi yang sama terkait transisi energi.
"Untuk beralih ke energi terbarukan dan mencapai nol karbon, keduanya mempunyai potensi yang sangat besar," katanya lagi.
Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia juga dapat memainkan peran penting dalam industri kendaraan listrik. Pasalnya kedua wilayah memiliki cadangan mineral yang melimpah.
"Kita harus berusaha bagaimana kita bisa saling melengkapi, menjadi bagian penting dalam rantai pasokan global dan berkontribusi pada percepatan transisi energi global," tutur Pahala.
3. Kerja sama ekonomi digital dan kreatif

Lalu, Pahala juga mengangkat soal isu kerja sama ekonomi digital dan kreatif. Pahala memamerkan bahwa Indonesia kini tengah mengalami pertumbuhan pesat di bidang teknologi digital.
"Pertumbuhan ini berpotensi menghasilkan 1,7 triliun dolar AS pada tahun 2030 di Amerika Latin dan 360 miliar dolar AS pada tahun 2023 di Indonesia," ucap dia.
Menurut Pahala, bidang ini menghadirkan banyak peluang untuk dikolaborasikan, termasuk infrastruktur digital.