WFP Kembali Desak Buka Jalur Utara Gaza untuk Bantuan Kemanusiaan

Jakarta, IDN Times – Wakil Direktur Eksekutif World Food Programme (WFP), Carl Skau, mengatakan pihaknya terus berupaya agar bantuan kemanusiaan bisa disalurkan ke Gaza utara. Wilayah ini menjadi yang paling rentan kelaparan karena akses pangan yang terbatas.
Skau mengomentari setelah pasukan Israel memblokir masuknya konvoi bantuan pangan WFP ke utara Gaza.
“Kami memerlukan titik masuk ke Gaza utara yang memungkinkan kami mengirimkan cukup makanan untuk setengah juta orang yang sangat membutuhkan,” ungkapnya, dilansir Al Jazeera, Rabu (6/3/2024).
1. Akses ke utara sangat sulit

WFP mengungkap bahwa kelaparan telah mencapai tingkat bencana di bagian utara Gaza. Anak-anak meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan kelaparan dan menderita kekurangan gizi yang akut.
Sementara, bantuan sulit disalurkan karena perang yang masih terus berlanjut. Israel juga dalam beberapa laporan disebut menembaki konvoi pembawa bantuan.
Seruan untuk membuka akses melalui wilayah utara telah diungkap Skau sejak Minggu. Menurutnya, pembukaan jalur penyebrangan melalui utara ini lebih efektif dan mudah dijangkau.
”Kita memerlukan langkah perubahan yang benar-benar berbeda dalam hal aliran bantuan dan apa yang kita butuhkan. Yang saya serukan adalah membuka penyeberangan ke utara,” tuturnya.
Saat ini, akses masuk ke wilayah Gaza hanya melalui penyebarangan Rafah di Gaza selatan. Dibutuhkan perjalanan yang cukup panjang untuk bisa sampai ke wilayah utara.
2. Kelaparan mengancam penduduk Gaza

Bencana kelaparan telah menghantui warga Gaza sejak perang dimulai. Akses terhadap kebutuhan dasar kian sulit untuk diperoleh akibat blokade Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 15 anak meninggal karena kekurangan gizi di Rumah Sakit Kamal Adwan di kota Beit Lahiya di Gaza utara dalam beberapa hari terakhir.
Direktur rumah sakit tersebut mengatakan bahwa rumah sakit tersebut menerima 300 hingga 400 anak setiap hari. Sebanyak 75 persen di antaranya mengalami kekurangan gizi.
3. Bantuan masih bisa masuk di Gaza selatan

Sementara itu, di Gaza Selatan, bantuan kemanusiaan masih bisa disalurkan. Meskipun juga harus menghadapi beberapa kendala.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan, baru-baru ini pihaknya telah mendistribusikan tepung kepada sekitar 370 ribu keluarga di Gaza selatan.
“Tetapi sedikitnya pasokan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza yang terkepung tidak banyak berpengaruh dalam menghadapi kebutuhan seluruh penduduk yang sangat besar,” katanya dalam sebuah unggahan di X.
Jumlah korban jiwa dalam konflik Gaza terus meningkat. Kantor Berita Anadolu melaporkan, korban tewas mencapai 30.600 jiwa. Sementara, korban luka-luka ada 72 ribu orang.