Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO: Yaman Penderita Kolera Tertinggi di Dunia

Ilustrasi bendera Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (dok. laman resmi WHO/www.un.org)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa Yaman menanggung beban kolera tertinggi secara global. Badan PBB tersebut mengatakan, hingga 1 Desember Yaman telah melaporkan 249.900 kasus dugaan kolera, dengan 861 kematian terkait sejak awal tahun.

"Ini merupakan 35 persen dari beban kolera global dan 18 persen dari kematian global yang dilaporkan. Jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan pada November 2024 adalah 37 persen dan 27 persen lebih tinggi daripada bulan yang sama pada 2023," kata WHO dalam pernyataannya pada Senin (23/12/2024), dikutip dari Anadolu Agency.

1. Sistem kesehatan kewalahan menghadapi berbagai wabah penyakit

Peningkatan kasus tahun ini sebagian besar disebabkan oleh data yang diperbarui dari Yaman, dengan penyesuaian yang dilakukan untuk mempertimbangkan informasi yang lebih rinci dari semua provinsi.

"Wabah penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan diare berair akut memberikan beban tambahan pada sistem kesehatan yang sudah kewalahan menghadapi berbagai wabah penyakit," kata perwakilan WHO dan kepala misi di Yaman, Arturo Pesigan.

Pesigan menambahkan, WHO dan para pelaku kemanusiaan kewalahan untuk mengatasi kebutuhan yang meningkat karena kekurangan dana yang parah.

2. Bertahun-tahun Yaman menghadapi wabah kolera

Selain itu, kurangnya akses terhadap air minum yang aman, praktik kebersihan masyarakat yang buruk, dan terbatasnya akses terhadap pengobatan yang tepat waktu semakin menghambat upaya pencegahan dan pengendalian kolera di Yaman.

WHO menggarisbawahi penanganan kolera di negara tersebut memerlukan intervensi yang mendesak dan menyeluruh. Ini meliputi koordinasi, pengawasan, kapasitas laboratorium, manajemen kasus, inisiatif keterlibatan masyarakat, air, sanitasi, dan kebersihan, serta vaksinasi kolera oral.

Pihaknya juga menekankan dengan pendanaan yang tepat waktu dan memadai diperlukan untuk intervensi ini. Disebutkan, Yaman telah mengalami penularan kolera terus-menerus selama bertahun-tahun, termasuk wabah terbesar yang tercatat dalam sejarah terkini yang terjadi pada tahun 2017-2020.

3. Perang saudara dan intervensi asing memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman

Krisis kolera hanya satu aspek dari krisis kemanusiaan yang lebih luas yang terjadi di negara Arab tersebut. Sejak 2014, telah terjadi perang saudara di Yaman, konflik yang terjadi antara pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan pemberontak Houthi.

Konflik tersebut telah menyebabkan 18,2 juta orang, hampir separuh populasi, membutuhkan bantuan kemanusiaan. Di seluruh Yaman, sekitar 17,6 juta orang terkena dampak kerawanan pangan. Sementara itu, hampir separuh dari seluruh anak di bawah usia lima tahun menderita terhambatnya pertumbuhan sedang hingga parah.

Pemerintah Yaman didukung oleh koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi, sementara Houthi yang menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara, mendapat dukungan dan dipersenjatai oleh Iran. Hal ini pun mendorong pemerintah negara mundur ke pengasingan.

Perundingan perdamaian antara keduanya pun menemukan jalan buntu, ketika Houthi melibatkan diri saat meletusnya perang Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, dilansir Associated Press.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us