Zelenskyy Yakin Donald Trump Bisa Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yakin bahwa Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bersedia dan mampu mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Zelenskyy juga mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang akan memberikan perdamaian kepada negaranya sebagai hadiah.
Kiev mewaspadai kritik Trump terhadap bantuan ke Ukraina dan janjinya selama kampanye untuk mengakhiri perang dengan cepat. Zelenskyy juga telah menyatakan optimismenya untuk terus mendukung Washington.
"Saya yakin presiden AS yang baru (Trump) menginginkan dan akan mampu membawa perdamaian dan mengakhiri agresi Putin," kata Zelenskyy.
"Ini adalah agresi skala penuh oleh negara gila terhadap negara yang beradab. Dan saya percaya itu, bersama-sama dengan AS, kami mempunyai kekuatan untuk memaksa Rusia mencapai perdamaian yang adil," sambungnya, dikutip dari Reuters.
1. Seranngkaian kekhawatiran kembalinya Trump ke Gedung Putih

Pemerintahan Joe Biden sejauh ini menjadi pemberi dukungan militer terbanyak ke Ukraina di antara negara-negara Barat. Pada Senin lalu, dia mengumumkan bantuan militer dan anggaran senilai hampir 6 miliar dolar AS (setara Rp97 triliun) ke Kiev untuk mendukung negara tersebut sebelum Trump menjabat pada Januari.
Partai Republik telah berjanji mengakhiri konflik Rusia-Ukraina dalam waktu 24 jam setelah berkuasa. Itu menimbulkan kekhawatiran Kiev bahwa mereka akan terpaksa menyerahkan seluruh wilayah yang saat ini dikuasai Kremlin dengan imbalan perdamaian, serta adanya kemungkinan berkurangnya dukungan militer dan politik AS.
Dalam beberapa bulan terakhir, Zelenskyy mengatakan bahwa setiap penyelesaian konflik didasarkan pada penerimaan jaminan keamanan dari negara-negara Barat dan Kiev mendapatkan undangan untuk bergabung dengan NATO, gagasan yang ditolak mentah-mentah oleh Rusia.
2. Ukraina kehilangan tujuh kali lebih banyak wilayah pada 2024
Zelenskyy mengingat kembali percakapannya dengan Trump dan Biden, serta pejabat lain dari Washington dan seluruh dunia, termasuk Eropa. Dia mengatakan bahwa selalu ada kesepakatan dalam perundingan tersebut bahwa Rusia tidak boleh memenangkan konflik di Ukraina, mengutip Anadolu.
Kiev telah mengalami tahun yang sulit, di mana pasukan Moskow bergerak lebih cepat menguasai desa demi desa di wilayah timur. Ukraina telah kehilangan tujuh kali lebih banyak wilayah ke tangan Rusia pada 2024 dibandingkan 2023.
"Setiap hari di tahun mendatang, kami semua harus berjuang agar Ukraina bisa menjadi cukup kuat. Hanya Ukraina yang semacam itu yang dihormati dan didengarkan, baik di medan perang maupun di meja perundingan," kata Zelenskyy.
3. Ukraina ingin perang berakhir pada 2025

Zelenskyy telah mendesak sekutu negaranya untuk membantu mengakhiri invasi dan membawa perdamaian abadi pada 2025. Dia mengatakan akan melakukan segalanya untuk menghentikan Rusia dan mengakhiri perang. Harapan berakhirnya perang pada 2025 juga disampaikan di jalan-jalan Kiev menjelang pergantian tahun baru.
"Saya ingin perdamaian akhirnya bisa diperoleh di Ukraina, agar orang-orang berhenti mengalami kematian, agar semua tentara kami dapat kembali ke rumah mereka dan merayakan tahun depan dan Natal tahun depan bersama keluarga mereka," kata seorang warga Ukraina, Kateryna Chemeryz.
"Bagi saya, setiap orang tampaknya mempunyai satu keinginan, satu impian, (yakni) Ukraina akan menang, dan seluruh wilayah kami direbut kembali," kata seorang pegawai negeri sipil Ukraina, Tetiana, dilansir AFP.