Ramadan Jauh dari Rumah: Merajut Kebersamaan di Tengah Pandemik

Semua aktivitas terasa sangat berbeda

Di tengah Ramadan tahun 2020, ingatan berpuasa di Surabaya terpatri unik, menyisakan kesan mendalam tentang adaptasi. Ketika dunia dilanda pandemik, kehidupan sehari-hari mengalami transformasi total, termasuk rutinitasku selama bulan suci Ramadan di tahun 2020.

Berada jauh dari keluarga, aku tinggal merantau di Surabaya, kota yang waktu itu hiruk pikuknya mulai teredam oleh kebijakan pembatasan. Ramadan kali ini, tak ada lagi sahur dan buka puasa bersama teman-teman atau pengalaman cobain berburu takjil di kawasan kampus atau kampung Arab di Ampel. Semua aktivitas terasa sangat berbeda.

Bagaimanapun juga, aku memutuskan untuk tetap merasakan esensi Ramadan meski dalam keterbatasan ruang gerak. Dengan tidak keluar rumah, aku mulai mencoba metode baru: Memesan bahan makanan secara online.

Awalnya, masih merasa  khawatir dengan segala ketidakpastian yang mungkin terjadi, seperti keterlambatan pengiriman atau kesalahan pesanan. Namun, seiring berjalannya waktu, hal tersebut menjadi terbiasa dan dapat mengatur jadwal belanja dengan baik, sesuai kebutuhan sahur dan buka puasa.

Kegiatan memasak di kos menjadi rutinitas yang penuh eksperimen bagiku. Karena memang suka memasak, Ramadan kali ini justru menjadi kesempatan untuk mencoba resep-resep baru. Seringnya, aku membagikan foto hasil masakannya di media sosial. Ternyata hal tersebut menjadi sumber inspirasi bagi teman-temannya yang juga menjalani Ramadan jauh dari keluarga.

Dalam situasi yang jauh dari keluarga, justru menemukan kedamaian dan kekuatan baru. Aku belajar banyak tentang kesabaran dan pentingnya beradaptasi dengan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ramadan tahun 2020 bagiku bukan hanya tentang berpuasa dari makan dan minum, tapi juga puasa dari kebiasaan lama, belajar menerima dan menyesuaikan diri dengan norma-norma baru.

Ketika malam takbir menggema, meski hanya dari layar televisi dan tanpa keramaian, aku merasakan kebahagiaan yang tak ada bedanya dengan Idulfitri sebelum pandemik. Ramadan di tahun pandemik telah mengajarkannya tentang esensi kebersamaan, meskipun jarak memisahkan.

Baca Juga: Cerita Ramadan: Non Muslim Coba Ikut Puasa, Keterusan Sampai 10 Tahun!

Topik:

  • Merry Wulan
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya